Soloraya
Rabu, 2 November 2022 - 14:40 WIB

Harumnya Bisnis Tanaman Hias di Sragen, Bisa Raup Untung Jutaan Rupiah

Galih Aprilia Wibowo  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemilik Duta Flora Nusantara, Eko Triyono, dan tanaman hiasnya di stan Gebyar Flora Sukowati, pada Kamis (27/10/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN — Budidaya tanaman hias bisa dibilang bisnis yang menggiurkan. Sewaktu pandemi Covid-19 lalu, jual beli tanaman hias mulai digandrungi oleh seluruh masyarakat di Indonesia.

Di Kabupaten Sragen sendiri budidaya tanaman hias juga tengah marak. Ada banyak warga Bumi Sukowati yang kini menggeluti usaha tanaman hias. Sebagian dari mereka tergabung dalam komunitas pencinta tanaman hias yang bernama Puspo Arum Sragen (PAS) yang kini memiliki 50-an anggota.

Advertisement

“Bisnis tanaman hias sekarang berkembang. Yang diminati tidak hanya tanaman hias berdaun hijau, namun juga jenis variegata. Jenis Variegata ini lebih mahal,” ungkap Han, pencinta tanaman hias yang juga anggota PAS saat ditemui di acara Gebyar Flora Sukowati di GOR Diponegoro pada Kamis (27/10/2022).

Ada beberapa indikator yang mempengaruhi nilai jual tanaman hias. Di antaranya adalah banyaknya daun dan warnanya. Semakin banyak warna pada daun, atau dikenal dengan istilah splash, maka harganya kian tinggi.

Advertisement

Ada beberapa indikator yang mempengaruhi nilai jual tanaman hias. Di antaranya adalah banyaknya daun dan warnanya. Semakin banyak warna pada daun, atau dikenal dengan istilah splash, maka harganya kian tinggi.

Baca Juga: PAS Gelar Pameran Tanaman Gebyar Flora Sukowati Sragen, Gratis!

“Karena membudidayakan jenis variegata melalui perkawinan silang tersebut sulit. Kesempatan untuk mendapatkannya tidak tentu. Bahkan ketika menyemai 10.000 tanaman, bisa tidak dapat variegata yang diinginkan,” terang Anggota PAS lain, Agus Suwarno.

Advertisement

Proses yang tidak sebentar juga menjadi faktor lain tingginya harga jual anthurium. Proses menghasilkan biji hingga tumbuh menjadi anthurium membutuhkan waktu sekitar delapan bulan hingga setahun.

Pasar Ekspor

Agus mengungkapkan sejauh ini permintaan pasar tanaman hias anthurium pink untuk pasar ekspor belum bisa dipenuhi, karena ketiadaan stok. Selain itu sulit membudidayakannya. Target pasar ekspor tanaman hias adalah Thailand.

Baca Juga: Bisnis Tanaman Hias Beromzet Ratusan Miliar Rupiah di Karanganyar Terganggu

Advertisement

Salah satu petani tanaman, Eko Triyono yang belum lama terjun dalam budidaya tanaman hias, sudah membuktikan bahwa bisnis tanaman hias memang menjanjikan. “Saya awal mencoba dunia tanaman hias pada 2020 waktu pandemi Covid-19 lalu. Karena tergiur dengan pasar tanaman hias waktu pandemi yang lagi tren,” terang pemilik Duta Flora Nusantara ini.

Modal awalnya sebesar Rp500.000 untuk membeli tanaman kemudian ia menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi. Kini omzetnya sudah puluhan juta rupiah. “Saat ini karena sudah punya tanaman dan budidaya, pendapatan bisa Rp20 juta/bulan. Walaupun harga tidak sefantastis kemarin-kemarin, tapi ketika menjual dalam jumlah banyak tentu tetap untung,” terang Eko.

Ia mengaku sempat jatuh bangun merintis usaha tanaman hias tersebut karena gagal memprediksi tren. Tantangan lainnya adalah setiap tanaman hias butuh perawatan berbeda. Untuk menyiasati hal tersebut ia mengaku lebih banyak belajar ketika bergabung dengan komunitas, karena bisa berbagi pengalaman.

Advertisement

Baca Juga: Ikan Hias Peternak Milenial Sragen Ini Tembus Pasar Amerika dan Eropa

“Saat ini bisnis tanaman hias seperti investasi, ketika tren memang akan mahal. Harus sabar dan pandai memprediksi tren,” terang Eko.

Di balik keuntungan yang menggiurkan, ada risiko yang juga harus dihadapi para pebisnis tanaman hias. Salah satunya adalah pasar yang tak bisa ditebak. Tidak setiap saat tanaman hias dicari. Selain itu petani tanaman hias harus pintar-pintar memprediksi jenis tanaman hias yang bakal digandrungi

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif