SOLOPOS.COM - Situasi saat pembongkaran makam dan autopsi jenazah wanita diduga korban pembunuhan di kompleks permakaman umum Dukuh Ngriman, Desa Karanglo, Kecamatan Klaten Selatan, Kamis (11/1/2024). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Hasil autopsi jenazah wanita lanjut usia (lansia) berinisial SW, 70, asal Desa Karanglo, Kecamatan Klaten Selatan, Klaten, semakin menguatkan dugaan wanita itu menjadi korban pembunuhan.

Polisi mengungkap berdasarkan hasil autopsi, penyebab meninggalnya wanita itu diduga akibat kekerasan benda tumpul pada hampir seluruh bagian kepala hingga menyebabkan perdarahan otak.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sebelumnya, Satreskrim Polres Klaten bersama tim forensik RS Bhayangkara Polda DIY membongkar dan melakukan autopsi pada jenazah SW yang dikubur di kompleks permakaman umum Dukuh Ngriman, Desa Karanglo, Kamis (11/1/2024).

Autopsi jenazah wanita lansia Karanglo, Klaten, itu dilakukan sebagai bagian dari rangkaian proses penyelidikan menindaklanjuti laporan dari kerabat korban, yang menilai ada kejanggalan terkait kematian perempuan lansia yang meninggal dunia 3 Oktober 2023 lalu itu.

Pembongkaran kuburan dan autopsi dilakukan lebih dari 100 hari setelah SW dimakamkan. Setelah proses pemeriksaan luar dan dalam selesai, jenazah kembali dikafani dan dikuburkan.

Kasi Humas Polres Klaten, AKP Abdillah, menjelaskan proses penyelidikan kasus dugaan pembunuhan warga Karanglo itu terus berlangsung. Sebelumnya, Satreskrim juga sudah memeriksa tujuh orang saksi.

Dari hasil autopsi, Abdillah menjelaskan ada sejumlah kesimpulan yang diungkap tim forensik terkait kondisi jenazah dan penyebab kematian wanita Karanglo, Klaten, tersebut. Di antaranya ditemukan luka memar pada hampir seluruh bagian kepala akibat kekerasan benda tumpul.

Ditemukan memar pada seluruh kulit kepala bagian dalam. Selain itu ada resapan darah pada tulang pipi hingga dahi. Tim mendapatkan tanda perlukaan saat jenazah masih hidup dan pengikisan kulit kepala dapat mendukung adanya trauma benda tumpul.

Kekerasan Benda Tumpul

“Sebab meninggalnya orang ini tidak dapat disingkirkan akibat kekerasan tumpul pada hampir seluruh bagian kepala yang menyebabkan perdarahan pada hampir seluruh bagian otak,” kata Abdillah mengutip hasil autopsi jenazah wanita Karanglo, Klaten, Jumat (26/1/2024).

Kapolres Klaten, AKBP Warsono, mengatakan perkara dugaan pembunuhan tersebut hingga kini terus diselidiki. “Penyidik akan kembali melakukan gelar perkara untuk menentukan langkah selanjutnya,” jelas Kapolres.

Sementara itu, kecurigaan kerabat terkait penyebab meninggalnya SW yang dinilai tidak wajar didasarkan pada beberapa kondisi. Semasa hidup, SW bertahun-tahun tinggal seorang diri di rumahnya setelah suaminya meninggal dunia.

SW tak memiliki anak. Di sebelah rumahnya, ada rumah keluarga Sriyanto, 48, kerabat yang kemudian membuat laporan ke polisi terkait meninggalnya SW. “Beliau itu bulik saya, adiknya bapak. Rumah kami bersebelahan,” kata Sriyanto saat ditemui wartawan di makam Ngriman, Kamis (11/1/2024).

Sriyanto mengatakan SW ditemukan meninggal dunia di kamar rumahnya pada 3 Oktober 2023 sekitar pukul 05.00 WIB. “Awalnya tetangga sebelah itu lewat pukul 23.00 WIB dan sampai pagi kok pintu [rumah SW] tidak ditutup. Kemudian memberi tahu kepada saya untuk mengecek,” kata Sriyanto.

Sriyanto kemudian datang dan masuk ke dalam rumah SW dan melihat kondisi semua lampu rumah padam. Dia masuk ke kamar dan menghidupkan lampu kamar kemudian mencoba memanggil SW namun tidak ada respons. Sriyanto kemudian memberi tahu warga lainnya. Setelah dicek, SW ternyata sudah meninggal dunia.

Kejanggalan

Awalnya, Sriyanto dan kerabat lainnya tak menaruh curiga atas meninggalnya perempuan lansia itu. Almarhumah kemudian dimakamkan di kompleks permakaman tak jauh dari rumahnya.

Seiring perkembangan, kerabat dan warga menilai ada kejanggalan atas meninggalnya SW. Saat ditemukan, SW mengenakan selimut dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kerabat kemudian mendapatkan informasi dari orang-orang yang memandikan jenazah almarhumah.

“Dari yang memandikan itu katanya ada luka lebam di leher, pundak, dan bagian belakang tubuh lebam-lebam seperti bekas dipukul,” kata Sriyanto.

Setelah dicek, KTP serta tas milik SW juga hilang. Di dalam tas yang hilang itu ada berbagai perhiasan milik almarhumah. Hal lain yang dinilai janggal adalah cerita tetangga SW yang menilai SW seperti sedang di bawah ancaman.

“Dia [SW] sempat bilang ke Bu RT, ‘sesuk sesuk nak aku mati, enek sing mateni. Nak omahku kobong, enek sing ngobong [besok kalau aku meninggal dunia, ada yang membunuh. Kalau rumah saya terbakar, ada yang membakar]. Kemudian dijawab Bu RT ‘lha sapa yu?’ [Siapa bu?] Kemudian dia menjawab ‘wes pokokmen’,” kata Sriyanto.

Sriyanto menjelaskan waktu itu SW tak mengatakan secara gamblang siapa yang mengancamnya. Warga awalnya juga mengira apa yang disampaikan SW hanya sebagai candaan.

Atas kejanggalan-kejanggalan itu, kerabat SW kemudian membuat laporan ke polisi pada 8 Oktober 2023. “Kalau ini pembunuhan, semoga segera terungkap biar semua terang,” ungkap Sriyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya