SOLOPOS.COM - Muspika Prambanan melakukan panen perdana padi di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Senin (14/3/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Petani di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan mulai memasuki masa panen, Maret 2022. Diperkirakan, potensi padi yang bisa dipanen dari sawah di Bugisan mencapai 325,5 ton gabah kering giling (GKG).

Camat Prambanan, Puspa Enggar Hastuti, mengatakan varietas padi yang ditanam petani rata-rata Inpari 32. Luas sawah yang memasuki masa panen mencapai 50 hektare (ha). Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sudah melakukan ubinan atau metode untuk memperoleh informasi mengenai produktivitas padi.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Dari ubinan diperkirakan total panen [di Desa Bugisan pada Maret] mencapai 352,5 ton GKG,” kata Puspa saat ditemui seusai panen perdana di lahan wilayah Kelompok Tani Guyub Rukun 2 Desa Bugisan, Senin (14/3/2022).

Baca Juga : Petani Hingga Kios Pupuk Bersubsidi di Klaten Pusing, Tulungi Lur…

Puspa mengatakan sawah di wilayah lain di Kecamatan Prambanan juga mulai memasuki masa panen. Diperkirakan, panen bakal dilakukan pada lahan seluas 301 ha dengan hasil panen mencapai 2.122 ton GKG. “Harapan kami ini bisa ikut mendukung salah satu program unggulan dari Klaten, yakni Klaten Mapan yang artinya Klaten mandiri pangan,” jelas dia.

Koordinator PPL Kecamatan Prambanan, Suhargo, mengatakan luas panen padi di wilayahnya diperkirakan mencapai 500-600 ha. “Hasil sampel ubinan sudah dilaksanaan di beberapa lokasi dengan rata-rata di atas 7 ton GKG. Ini masih di atas rata-rata kabupaten,” kata dia.

Suhargo menjelaskan selama musim tanam kali ini serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) bisa dikendalikan. Dia menjelaskan produktivitas padi kali ini jauh lebih baik dibandingkan tiga tahun lalu.

Baca : Dicari 400 Mahasiswa untuk Jadi Petani Organik Milenial, Yuk Buruan Daftar.

“Tiga tahun lalu kalau panen kemungkinan ubinan hanya 3-4 ton. Karena banyak yang terserang blas atau patah leher. Beberapa tahun ini tidak ada,” jelas dia.

Ketua Kelompok Tani Guyub Rukun 2, Untung, 54, mengatakan hasil panen pada musim tanam kali ini jauh lebih baik dibandingkan musim yang sama di tahun lalu. Meski dia mengakui pada awal tahun petani kesulitan untuk mendapatkan pupuk subsidi.

“Awal tahun kemarin pupuk agak susah karena peralihan tahun. Sekarang jatah pupuk subsidi rata-rata kurang. Satu patok hanya mendapatkan jatah 35 persen dari jatah biasanya. Tetapi hasil panen sekarang lebih bagus dari pada tahun lalu,” kata dia.

Untung menjelaskan di musim tanam kali ini petani di kelompoknya mendapatkan bantuan asam humat. Bantuan dari pemerintah itu dimaksudkan sebagai pengganti pupuk kimia nonsubsidi yang harganya terlampau mahal.

Baca Juga : Cegah Gagal Panen, Petani Kulonprogo Sekolah Lapang Iklim. 

“Karena pupuk mahal, dikasih pupuk asam humat. Bantuannya per patok [rata-rata 2.000 meter persegi] mendapatkan 1 kg pupuk asam humat. Hasil panennya bagus sekarang. Biasanya hasil panen antara 22-25 sak, sekarang bisa sampai 29 sak. Bantuannya baru musim tanam kali ini,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya