SOLOPOS.COM - Seorang warga mengikuti kegiatan vaksinasi di sela-sela menikmati hidangan kuliner di sentra PKL Taman Kartini, Sragen, Sabtu (13/11/2021) malam. (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sero Survey atau survei antibodi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen terus berjalan hingga mencapai target 2.000 orang sasaran. Hingga Rabu (12/1/2022), survei antibodi pascavaksinasi itu sudah menyasar 1.600 orang atau 80%, tetapi hasilnya baru keluar 640 orang.

Dari hasil survei antibodi yang keluar itu ternyata ditemukan 42 orang antibodinya turun di bawah 50%. Penjelasan itu disampaikan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, saat ditemui wartawan di Bayanan, Sambirejo, Sragen, Rabu siang. Hasil Sero Survei itu, kata Yuni, akan dijadikan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan untuk vaksin booster.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Vaksin booster itu nanti gratis. Kami sudah melakukan Sero Survei dengan target 2.000 orang, tetapi baru menyasar 1.600 orang. Hasil yang keluar baru 640 orang dan ternyata 42 orang di antaranya antibodinya turun di bawah 50%. Antibodi yang ada pada 42 orang itu tidak akan mampu melawan saat varian Omicron masuk lagi. Hal ini menjadi perhatian,” ujar Yuni.

Baca Juga: 2.000 Warga Sragen Jadi Sasaran Survei Antibodi Pascavaksinasi

Yuni berpendapat dari hasil survei 640 orang dan yang turun antibodinya hanya 42 orang bisa diartikan vaksin dua dosis itu sebenarnya sudah luar biasa di Sragen. Dia menjelaskan setelah diselidiki, 42 orang ini ternyata ikut vaksinasi pada awal-awal program vaksinasi, yakni 8-10 bulan yang lalu. Sehingga, antibodinya sudah turun.

Selain itu, Yuni menemukan ada satu orang di antaranya belum divaksin. “Saya memilah dan bisa dilihat. Yang sudah vaksin 10 bulan hingga 1 tahun yang lalu harus menjadi prioritas untuk vaksin booster. Kalau yang baru selesai vaksinasi kemarin buat apa booster. Vaksin itu kan tidak langsung tersedia. Maka dibuat skala prioritas berdasarkan hasil evaluasi dari Sero Survei itu,” jelasnya.

Dia menduga 42 orang ini rata-rata aparatur sipil negara (ASN), pelayan publik, TNI, dan Polri. Mereka adalah kalangan yang mendapat vaksin pada gelombang awal.

Baca Juga: Hapus Stigma Tempat Esek-Esek, Bupati Sragen akan Bangun Pasar Gondang

Yuni menambahkan, ia sempat ikut rapat dengan pemerintah pusat ihwal Omicron. Ia mengatakan sekarang ada lebih dari 500 warga Indonesia yang terinfeksi Omicron dan sudah ada transmisi lokal.

“Artinya, sekarang siapa pun berisiko terkena varian Covid-19 ini. Kuncinya tetap pada protokol kesehatan. Jangan melepas masker sembarangan. Untuk kebijakan booster kemungkinan diutamakan yang lansia. Kalau yang masih muda belum. Kemungkinan 50% warga Sragen bisa dapat booster,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen, Hargiyanto, menerangkan 42 orang yang antibodinya turun itu adalah mereka yang divaksin pada Februari dan Maret 2021 dengan usia di atas 18 tahun.

Baca Juga: Berkenalan dengan Istri Mbah Gajah, Penunggu Pasar Hewan Gondang Sragen

“Ya, kemungkinan masih ASN dan pelayan publik. Hal itu bisa jadi acuan untuk pertimbangan skala prioritas booster. Survei itu masih terus jalan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya