SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng mengangkat bendera saat meresmikan pengopaerasian BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri di Alun-alun Giri Krida Bakti Wonogiri, Selasa (8/8/2023). (Istimewa/Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, WONOGIRI — Layanan Bus Rapid Transit atau BRT Trans Jateng akhirnya mengaspal di rute Solo-Wonogiri setelah diresmikan oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Alun-alun Giri Krida Bakti, Wonogiri, Selasa (8/8/2023).

Rute Solo-Wonogiri menjadi koridor VII bus angkutan umum yang sudah beroperasi kali pertama pada 2017 lalu itu. Berdasarkan data dari hasil studi kemanfaatan layanan di koridor sebelumnya, pengguna layanan transportasi umum tersebut bisa menghemat biaya pengeluaran untuk transportasi hingga 50% per orang per bulan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Mengenai penghematan pengeluaran untuk biaya transportasi dengan menggunakan layanan BRT Trans Jateng diungkapkan pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata Semarang yang juga Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Selasa, Djoko mengatakan berdasarkan Studi Tingkat Kemanfaatan Layanan Trans Jateng di Koridor Purwokerto-Purbalingga dan Kutoarjo-Magelang tahun 2022, pengeluaran transportasi per bulan pengguna BRT Trans Jateng berkurang 50% dibandingkan sebelum menggunakan layanan bus tersebut.

Sebelum ada layanan angkutan terintegrasi itu, rata-rata 28%-31% pengeluaran pengguna tersedot untuk biaya transportasi. Sedangkan setelah menggunakan Bus Trans Jateng, rata-rata biaya transportasi berkurang menjadi 9%-15% dari total pengeluaran.

Artinya ada penurunan 50 persen. Sebagian besar atau 40% penumpang umum menggunakan Bus Trans Jateng sebanyak 3-4 kali sepekan dan 63 persen penumpang buruh/pelajar/veteran rata-rata 5-6 kali sepekan.

Selisih biaya perjalanan rata-rata per penumpang setelah menggunakan BRT Trans Jateng senilai Rp8.638,00/perjalanan untuk penumpang umum dan Rp10.316,00/perjalanan untuk penumpang buruh/pelajar/veteran. Atau Rp17.276,00/hari untuk penumpang umum dan Rp20.632/hari untuk penumpang nonumum.

Mengurangi Penggunaan Kendaraan Pribadi hingga 48%

Dengan estimasi perjalanan 3-4 kali sepekan untuk penumpang umum dan 5-6 kali sepekan untuk buruh/pelajar/veteran, penumpang umum memiliki selisih biaya atau menghemat Rp2.487.756,00/penumpang/tahun. Sedangkan penumpang buruh/pelajar/veteran menghemat Rp2.970.835,00/penumpang/tahun.

Selisih biaya perjalanan per penumpang itu bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain seperti belanja kebutuhan sehari-hari hingga biaya sekolah atau ditabung.

Kepala Balai Transportasi Jawa Tengah (Jateng), Joko Setyawan, juga mengatakan dengan menggunakan layanan BRT Trans Jateng, masyarakat bisa menghemat pengeluaran hingga Rp105.000/bulan/orang dibandingkan jika menggunakan kendaraan pribadi.

Dia mengklaim BRT Trans Jateng mengurangi 48% orang yang bepergian menggunakan kendaraan pribadi dan beralih naik kendaraan umum.

“Kalau melihat dampaknya di koridor-koridor yang sudah berjalan, BRT Trans Jateng itu turut menyumbang banyak pengurangan penggunaan kendaraan pribadi. Arah dan tujuan kami memang salah satunya itu, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi sehingga bisa menekan angka kecelakaan juga,” jelas Joko.

Mengenai layanan BRT Trans Jateng yang mampu menekan pengeluaran warga untuk biaya transportasi, Balai Transportasi Jateng sudah melakukan studi perbandingan di daerah yang sudah terfasilitasi layanan BRT Trans Jateng.

Warga yang menggunakan fasilitas BRT Trans Jateng untuk mobilitas sehari-hari, bisa menghemat sekitar Rp105.000/bulan dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya