Soloraya
Minggu, 20 Desember 2020 - 15:18 WIB

Hati-Hati Warga Wonogiri! Ada Potensi Bencana Tanah Gerak dan Gelombang Tinggi Pantai Selatan

Aris Munandar  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi lokasi sangat rawan longsor di Damon, Hargorejo, Tirtomoyo, Wonogiri, Senin (27/2/2018). (Istimewa/BPBD Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI -- Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Tengah memberi peringatan kepada kabupaten dan kota di Jawa Tengah terkait kewaspadaan terhadap bencana tanah gerak selama musim hujan, salah satunya yakni wilayah Wonogiri.

Berdasarkan surat yang ditujukan kepada bupati dan walikota tersebut, tentang perihal antisipasi tanah bergerak, menyebutkan sebagian besar wilayah Wonogiri berpotensi terjadi gerakan tanah dengan skala menengah hingga tinggi.

Advertisement

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan kewaspadaan terhadap bencana tanah bergerak sebagai antisipasi atas kondisi curah hujan yang cukup tinggi.

Pemkab Wonogiri Akhirnya Keluarkan Aturan Saat Nataru, Begini Isinya

Advertisement

Pemkab Wonogiri Akhirnya Keluarkan Aturan Saat Nataru, Begini Isinya

Sebagian besar wilayah Wonogiri kriteria hujan berkisar 301-400 milimeter. Sedangkan bagian timur laut Wonogiri berkisar 401-500 milimeter.

Bambang mengatakan, pihaknya telah memetakan daerah atau wilayah mana saja yang berpotensi terjadi tanah bergerak di Wonogiri. Di antaranya, Kecamatan Tirtomoyo, Slogohimo, Kismantoro, Batuwarno, Sidoharjo, Purwantoro dan lain sebagainya.

Advertisement

Ia mengatakan, pada dasarnya kewaspadaan terhadap fenomena tanah bergerak harus dilakukan selama musim penghujan berlangsung. Namun kewaspadaan harus lebih ditingkatkan saat terjadi fenomena La Nina.

"Informasi yang kami terima dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika [BMKG], fenomena La Nina terjadi hingga Januari 2021. Dimana curah hujan akan meningkat dari 20 persen hingga 40 persen," ungkap dia.

Desa Tangguh Bencana

Selain sudah memetakan daerah mana yang rentan terjadi tanah bergerak, kata dia, pihaknya juga telah mendorong desa yang berpotensi terjadi bencana tanah bergerak untuk membuat Desa Tangguh Bencana atau Destana.

Advertisement

Pergerakan tanah, menurut Bambang, terjadi karena kejenuhan air. Setiap terjadi rekahan atau lubang, air masuk ke dalamnya. Air akan melarutkan tanah dan menjadi lumpur. Kemudian lumpur akan mendorong tanah ke bawah.

"Tanah longsor dan tanah bergerak hampir sama. Kalau tanah longsor durasinya lebih cepat dan terjadi di daerah curam. Kalau tanah bergerak biasanya terjadi di daerah landai," kata dia.

Tambah Terus, Total 125 Pasien Positif Covid-19 di Sukoharjo Meninggal

Advertisement

Bambang juga mengimbau kepada masyarakat Wonogiri yang tinggal dan beraktivitas di pesisir perairan selatan diimbau untuk selalu berwaspada. Badan Meteorologi Kalimatologi dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan dini gelombang tinggi di perairan selatan Pulau Jawa.

Peringatan dini gelombang tinggi tersebut berlaku mulai 20 Desember 2020 pukul 07.00 WIB hingga 22 Desember 2020 pukul 07.00 WIB. Adapun potensi tinggi gelombang mencapai 2,5 meter hingga empat meter.

Telah diketahui, terdapat wilayah Wonogiri yang berbatasan langsung dengan perairan selatan. Wilayah tersebut yakni Kecamatan Paranggupito. "Kami imbau para nelayan, warga sekitar pantai, petani sekitar pantai dan para wisatawan yang nekat ke wilayah pantai agar lebih hati-hati," kata Bambang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif