Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Jamaah secara bergelombang mulai berdatangan dan memenuhi jalanan sepanjang Jl Kapten Mulyadi tepatnya menuju Masjid Riyadh sejak Jumat (1/3/2013). Puncaknya puluhan ribu jamaah tumplek blek di kawasan Masjid Riyadh pada Sabtu (2/3/2013). Mereka datang baik rombongan maupun pribadi dengan menggunakan bus dan mobil. Kendaraan ini memenuhi tempat parkir di Alun-alun Selatan. Kedatangan puluhan ribu jamaah ini untuk mengikuti serangkaian acara mengenang wafatnya tokoh penyebar syiar islam tersebut.
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya pula, ruas Jalan Kapten Mulyadi mulai dari perempatan Sangkrah sampai dengan perempatan Baturono ditutup untuk mengakomodasi puluhan ribuan pengunjung yang memadati kompleks masjid dan sekitarnya. Puluhan ribu jamaah terlihat khusyuk mengikuti setiap doa yang dipanjatkan pada puncak pelaksanaan Haul Habib Ali. Mereka bahkan tak mengenal lelah dan panas terik sinar hari yang begitu menyengat tubuh siang itu. Dengan hanya berbekal kertas koran bekas, jamaah duduk di tengah jalan. Tak ayal Jl Kapten Mulyadi menjadi lautan manusia.Mereka memenuhi setiap sudut jalanan Jl Kapten Mulyadi. Acara Haul Habib Ali dimulai pukul 09.15 WIB. Lantunan surat Yasin, bacaan tahlil hingga doa mengiringi pelaksanaan haul Habib Ali. Jamaah terus mengikuti lantunan doa yang dipanjatkan hingga jamuan makan siang yang disediakan panitia berupa nasi kebuli dikeluarkan.
Tak butuh waktu lama nasi kebuli khas Timur Tengah ini pun langsung ludes dimakan jamaah. Bahkan beberapa jamaah rela berebut makan nasi kebuli lantaran ingin mengharap berkah dari peringatan Haul Habib Ali. “Kalau tidak dimakan nanti tidak berkah. Ini sudah didoakan bersama, jadi yang dicari ya makanannya ini,” ujar jamaah asal Banjarmasin, Rustam ketika dijumpai Solopos.com.
Rustam mengaku sengaja datang dari Banjarmasin ke Solo untuk mengikuti haul Habib Ali yang jatuh pada tanggal 20 Rabiutsani 1434 Hijriyah. Dia menuturkan ingin mendapatkan berkah rejeki dari Haul Habib Ali. “Sabtu sudah sampai di sini. Tiap tahun datang untuk cari berkah biar rejeki lancar,” tuturnya.
Senada disampaikan warga Lumajang, Supriyono. Dia menuturkan bersama rombongan berjumlah 110 orang tiba di Masjid Riyadh pada Minggu pagi. Rombongan langsung mengikuti puncak peringatan Haul Habib Ali. “Datang pada puncak acara untuk dapat berkah,” ujarnya.
Salah satu kerabat dan keturunan Habib Ali, Mustofa Mulahela mengatakan, haul Habib Ali diperingati setiap tanggal 20 Rabiutsani. Rangkaian kegiatan sudah dimulai sejak tanggal 28 Februari lalu berupa pengajian di Masjid Riyadh. Sebagai tuan rumah penyelenggaraan acara tersebut, pihaknya berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan sambutan kepada puluhan ribuan jamaah yang datang.
“Sejak Jumat sore kami sudah menyediakan makanan. Dan pada puncak ini kami sediakan nasi kebuli,” tuturnya.
Setidaknya, Mustofa menambahkan dalam puncak peringatan Haul Habib Ali satu kali jamuan menghabiskan beras sekirtar 1,5 ton dan kambing 216 ekor lebih. Selain menyediakan jamuan makanan, panitia juga menyediakan penginapan di rumah sekitar kompleks masjid. Diakuinya, puluhan ribu jamaah datang lantaran ingin mendapatkan keberkahan. Dengan peringatan haul tersebut diharapkan bisa menjalin komunikasi dan hubungan yang baik sesama umat. Selain sebagai sarana dakwah, peringatan Haul dapat dijadikan sarana untuk mempererat tali persaudaraan dan persatuan umat.