SOLOPOS.COM - Prof. Dr. H. Sukamdani Sahid Gitosardjono memberikan hadiah kepada siswa pemenang lomba desain batik dan lomba cerdas cermat di sela-sela acara Peringatan Haul ke-56, KH. R. Sahid Djogosentono di Permakaman Jetis, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (4/5/2015). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Haul Sahid Djogosentono dihadiri juga wakil dari para pimpinan lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif di Kabupaten Sukoharjo.

Solopos.com, SUKOHARJO — Peringatan Haul ke-56 KH. R. Sahid Djogosentono digelar di Permakaman Jetis, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (4/5/2015). Lantunan doa dan tahlil pun berkumandang kala ratusan orang menyekar ke makam tokoh panutan keluarga besar mereka.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kegiatan itu bukan hanya dihadiri keluarga besar Eyang Sahid Djogosentono, keluarga besar Sahid Group Jateng dan DIY, dan masyarakat sekitar. Hadir juga wakil dari para pimpinan lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif di Kabupaten Sukoharjo.

R. Sahid Djogosentono merupakan ayahanda Sukamdani Sahid Gitosardjono. Beliau meninggal dunia pada 4 Mei 1959. Peringatan meninggalnya Eyang Sahid Djogosentono biasa digelar rutin setiap tahun di Permakaman Jetis, Sukoharjo.

Sebelum acara dimulai, Prof. Dr. H. Sukamdani Sahid Gitosardjono, memberikan hadiah berupa piala, piagam penghargaan dan uang pembinaan kepada para siswa pemenang lomba desain batik dan lomba cerdas cermat. “Uangnya digunakan yang benar ya. Jangan dimanfaatkan untuk membeli narkoba,” celoteh Sukamdani kepada seorang siswa penerima hadiah yang disambut gelak tawa pengunjung.

Tak lama seusai doa dan tahlil, Prof. Dr. H. Sukamdani Sahid Gitosardjono beserta keluarga menggelar nyekar di makam Eyang Sahid Djogosentono. Mereka menabur bunga seusai berdoa di depan makam orangtua pimpinan Sahid Group tersebut.

Wasiat Eyang
Sebelum meninggal dunia, Eyang Sahid Djogosentono sempat berwasiat kepada keluarganya. Wasiat yang ditinggalkan berwujud filosofi kehidupan. “Inti dari wasiat eyang itu adalah hidup harus saling menghidupi. Hidup harus wajar, sak madya,” kata Dr. H. Nugroho Budi Satriyo, perwakilan keluarga besar Eyang Sahid Djogosentono saat ditemui Solopos.com di sela-sela acara.

Kepada anak cucunya, Eyang Sahid Djogosentono selalu mengingatkan tentang hidup di alam dunia yang teramat singkat. Oleh karenanya, beliau selalu berpesan supaya memanfaatkan hidup untuk membantu sesama. “Andai kata belum bisa, belajarnya menjadi bisa. Andai kata belum tahu, belajarnya menjadi tahu. Andai kata belum mampu, belajarlah menjadi mampu,” terangnya.

Eyang Sahid Djogosentono juga berpesan rezeki itu sudah diatur. Dia tidak menginginkan anak cucunya hanya memanfaatkan hidup untuk mengejar harta benda. “Bermanfaatlah untuk sesama. Apabila diberi rezeki berlimpah lagi halal, sehat dan panjang usia, anggap saja itu sebagai bonus,” tandas Nugroho.

Manusia Biasa
Sebagai manusia biasa, kata Nugroho, Eyang Sahid Djogosentono juga tidak luput dari kesalahan. Bahkan, Eyang Sahid Djogosentono sempat beberapa kali tertipu saat menjalankan bisnis. Kendati begitu, beliau memiliki pandangan tersendiri yang membuatnya tetap bersabar kendati menjadi korban penipuan sekalipun.

“Tertipu itu tidak apa-apa. Yang penting, kita jangan sampai menipu,” papar Nugroho.

Peringatan Haul ke-56, KH. R. Sahid Djogosentono juga dimeriahkan dengan stan pameran potensi dari divisi bisnis maupun divisi pendidikan Sahid Group. Beberapa di antaranya berasal dari Hotel Sahid Jaya Solo, Kusuma Sahid Prince Hotel Solo, Sahid Raya Yogyakarta, Sahid Gema Wisata, STP Sahid Surakarta, USAHID Surakarta, SMK Sahid Surakarta dan SMK Kriya Sukoharjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya