SOLOPOS.COM - Barang bukti berupa sabit dibawa Kapolres Sragen, AKBP Susetio Cahyadi, dalam jumpa pers di Mapolres Sragen, Senin (13/8/2012). Barang bukti itu digunakan tersangka (dua dari kanan) untuk membacok korban saat melakukan percobaan pemerkosaan di Kecamatan Sambirejo, Minggu (12/8) malam. (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

Barang bukti berupa sabit dibawa Kapolres Sragen, AKBP Susetio Cahyadi, dalam jumpa pers di Mapolres Sragen, Senin (13/8/2012). Barang bukti itu digunakan tersangka (dua dari kanan) untuk membacok korban saat melakukan percobaan pemerkosaan di Kecamatan Sambirejo, Minggu (12/8) malam. (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

SRAGEN—Seorang pelajar SMA swasta, AD, 16, menjadi korban pembacokan seorang pemuda asal Dukuh/Desa Dawung, RT 019, Kecamatan Sambirejo, Sragen, Tony Prasetyo, 20, Minggu (12/8) sekitar pukul 19.15 WIB. Gadis asal Sambirejo itu mengalami luka bacok di bagian punggung saat hendak diperkosa pelaku di rumahnya.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Peristiwa tragis itu bermula saat pelaku yang masih ada hubungan keluarga itu bermain ke rumah korban yang kebetulan merupakan tetangga desa sebelah. Pelaku sempat makan malam di rumah yang dihuni seorang ibu dan seorang anak perempuan itu. Saat itu, bapak korban masih merantau di Jakarta.

Azan isya pun berkumandang. Ibunda korban, Gini, 40, pamit untuk salat isya dan tarawih di masjid yang terletak cukup jauh dari rumah korban. Pelaku semula duduk-duduk di teras rumah. Saat itulah bisikan setan untuk memerkosa si gadis muncul karena hanya mereka berdua di rumah itu.

“Pelaku ini berusaha mencari strategi untuk bisa memerkosa korban. Pelaku meminta korban untuk mengambilkan air putih. Saat korban ke dapur mengambil air putih itulah, pelaku mengikuti dari belakang. Sesampainya di dapur, pelaku beraksi untuk memerkosa korban,” kisah Kapolres Sragen, AKBP Susetio Cahyadi, dalam jumpa pers di Mapolres Sragen, Senin (13/8/2012) siang.

Korban berusaha melawan sembari berteriak-teriak. Untuk menghentikan teriakan korban, pelaku mengambil sabut yang terletak di meja dapur untuk menakut-nakuti korban. Namun korban tak gentar dengan tindakan pelaku dan teriakan korban semakin kencang. Saat itulah emosi pelaku meningkat dan membacok korban mengenai punggung, tepatnya di bawah leher bagian belakang. Korban kabur ke luar rumah bertemu temannya, Ferina, 16. “Saya tak memiliki niat untuk membunuh dia [korban], tapi hanya menakut-nakuti saja. Sabit itu terpaksa saya sabetkan ke dia agar tidak berteriak-teriak,” aku Tony.

Melihat kondisi korban yang berlumuran darah, Ferina langsung membawa korban ke bidan desa setempat. Sementara pelaku kabur dan diburu massa. Pelaku yang masih berstatus pengantin baru itu kabur ke rumahnya. Belum sempat sampai di rumah, massa berhasil menangkap pelaku dan sempat dihajar massa. “Untungnya ada polisi yang langsung mengamankan pelaku. Kalau tidak, ya tidak tahu apa yang terjadi,” ujar saudara korban saat menunggui korban di RSUD Sragen.

Pelaku dibawa ke Mapolsek Sambirejo oleh tim safe house 112 Polsek Sambirejo. Dia dijerat pasal berlapis untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. “Penangkapan pelaku merupakan keberhasilan tim griya aman [safe house] 112 Polsek Sambirejo. Pelaku ini dijerat Pasal 82 UU No 32/2002 tentang Perlindungan Anak juncto Pasal 53 KUHP. Selain itu pelaku juga dijerat Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dan UU PDRT,” terang Kapolres Sragen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya