SOLOPOS.COM - Ilustrasi ternak ayam (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Hewan ternak Sragen, Disnakan Sragen menyosialisasikan penggunaan ramuan herbal untuk tangkal serangan malaria.

Solopos.com, SRAGEN–Dinas Peternakan (Disnakan) Sragen mengampanyekan penggunaan ramuan herbal dari daun sambiloto untuk menangkal serangan penyakit malaria pada unggas.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan, Nanik Mulyani, mengaku sudah menerjunkan tim ke Desa Jambeyan, Sambirejo, untuk mengetahui penyebab kematian ratusan ternak ayam milik warga setempat. Berdasar gejala klinis, Nanik membenarkan penyebab kematian ratusan unggas itu adalah penyakit malaria.
”Gejala klinis itu meliputi adanya penurunan nafsu makan, disusul diare dan muncul bintik-bintik merah di bagian sayap,” kata Nanik saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (13/1/2016).

Nanik menyimpulkan lokasi kandang yang berdekatan dengan perkebunan karet dan jagung mendukung tumbuh kembang nyamuk penyebab penyakit malaria unggas. Dia tidak merekomendasikan pembuatan kandang ayam yang berlokasi di dekat pepohonan rindang. Sebagai langkah antisipatif, Disnakan meminta kalangan peternak menggunakan ramuan herbal yang terbuat dari rebusan daun sambiloto. Air dari rebusan daun sambiloto itu bisa diminumkan pada unggas untuk menambah kekebalan tubuh.

”Rebusan daun sambiloto itu sudah terbukti khasiatnya. Sehari setelah kami meminta peternak menggunakan ramuan herbal itu, kami mendapat laporan angka kematian unggas akibat malaria itu sudah turun drastis,” terang Nanik.

Disnakan berharap peternak unggas meningkatkan kewaspadaan selama musim penghujan. Kelembapan tinggi dinilai bisa memicu tumbuh kembang kuman penyakit pada unggas. Oleh sebab itu, Disnakan mengimbau peternak memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar kandang dan kebersihan pakan.
”Kandang unggas harus mendapat paparan sinar matahari secara langsung. Sanitasi juga perlu diperhatikan,” papar Nanik.

Anggota tim yang diterjunkan ke Sambirejo, Widodo, mengatakan penyakit malaria hanya menyerang unggas milik dua warga di Desa Jambeyan. Menurutnya, serangan penyakit malaria itu menyerang unggas yang berusia 21 hari atau sepekan jelang panen.

”Kematian unggas paling banyak dialami Pak Anis Mulyono. Namun, kematian unggas sudah berkurang drastis sejak diberi ramuan sambiloto,” terang Widodo.

Sebelumnya, serangan penyakit malaria membunuh ratusan ayam milik peternak di Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Sragen, dalam sepekan terakhir. Akibatnya, pasokan ayam potong kepada pedagang terbatas sehingga memicu kenaikan harga di pasaran.

Anis Mulyono, peternak ayam potong asal Jambeyan, mengakui serangan nyamuk malaria unggas mengganas dalam sepekan terakhir. Serangan nyamuk malaria itu mengakibatkan lebih dari 300 ekor ayam miliknya mati.

”Sebelumnya saya punya 2.000 ekor ayam. Sekarang tinggal kurang dari 1.700 ekor karena yang mati lebih dari 300 ekor dalam sepekan terakhir. Tadi pagi ada 50 ekor ayam yang mati. Kemarin ada 40 ekor. Hari sebelumnya ada 30 ekor,” kata Anis kepada Solopos.com, Minggu (10/1/2016).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya