Soloraya
Kamis, 16 Juni 2022 - 10:09 WIB

Hidup di Hutan Wonogiri & Raup Ratusan Juta, Slamet Bikin Iri Warga

Muhammad Diky Praditia  /  Nugroho Meidinata  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Slamet, 73, dan keluarga menetap di Hutan Tunggangan sejak sekitar 2013. Slamet menanam tanaman empon-empon, kopi, pisang, dan porang di hutan untuk menghidupi keluarganya. Foto diambil, Selasa (14/6/2022). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Slamet dan keluarga yang hidup di Hutan Tunggangan, Wonogiri, Jawa Tengah, ternyata bikin iri warga setempat.

Pasalnya, Slamet bisa mengolah lahan secara bebas milik Perhutani tanpa dipungut pajak. Bahkan, dari lahan tersebut yang ditanami kopi, jahe, pisang, kunir, hingga porang, Slamet bisa meraup untung hingga ratusan juta Rupiah.

Advertisement

Hal tersebut diungkap oleh Kepala Seksi (Kasi) Pemerintahan Desa Ngelo, Kecamatan Jatiroto, Suwarto. Dia menyebut Slamet masih tercatat sebagai warga Desa Ngelo hingga sekarang. Saat pertama kali tiba di Desa Waru, Slamet tidak mempunyai tempat tinggal. Beberapa waktu kemudian, Slamet pindah ke hutan.

“Memang sempat ada permasalahan terkait itu [keberadaan Slamet di Hutan], yaitu menimbulkan kecemburuan antarwarga. Sebab dia bisa mengolah lahan yang notabene milik Perhutani dan bisa menghasilkan uang dari sana tanpa membayar pajak,” jelas Suwarto, sebagaimana telah diberitakan Solopos.com sebelumnya.

Advertisement

“Memang sempat ada permasalahan terkait itu [keberadaan Slamet di Hutan], yaitu menimbulkan kecemburuan antarwarga. Sebab dia bisa mengolah lahan yang notabene milik Perhutani dan bisa menghasilkan uang dari sana tanpa membayar pajak,” jelas Suwarto, sebagaimana telah diberitakan Solopos.com sebelumnya.

Baca Juga:  Hidup di Hutan Wonogiri, Slamet Bisa Untung Hingga Ratusan Juta

Memang diketahui Slamet hidup di Hutan Tunggangan Wonogiri sejak 2013. Semenjak itu, dia juga memanfaatkan lahan milik Perhutani.

Advertisement

Baca Juga: Begini Awal Mula Satu Keluarga Pilih Hidup di Hutan Wonogiri

Ia mengaku pernah menjual hasil panen tanamannya puluhan hingga ratusan juta. Meski demikian, tanamannya kerap diganggu monyet-monyet hutan. Hasil panen pun tidak maksimal. Tetapi hal itu tidak menyurutkan dia untuk terus menanam. Baginya, rezeki sudah diatur Tuhan Yang Maha Esa.

Keberadaan Slamet di lahan milik Perhutani tersebut, menurut Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) yang mengelola Hutan Tunggangan, Ibnu Nugroho, belum ada perjanjian kerja sama antarkedua belah pihak.

Advertisement

Baca Juga: Ahli: Hari Raya Iduladha 2022 Berpotensi Berbeda

Ibnu juga tak tahu jika hasil tanaman yang ditanam di lahan milik Perhutani tersebut bisa menghasilkan puluhan hingga ratusan juta Rupiah.

“Saya tidak tahu kalau hasilnya sampai segitu. Ke depan kami akan mengadakan perjanjian kerja sama,” jelas Ibnu.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif