SOLOPOS.COM - Purwadi, 46, warga Desa Sengon, Kecamatan Prambanan, Klaten, melakukan rekam data e-KTP di Disdukcapil Klaten, Senin (14/8/2023). (Istimewa/relawan Sengon)

Solopos.com, KLATEN — Seorang warga Desa Sengon, Kecamatan Prambanan, Klaten, akhirnya pulang setelah 17 tahun hilang. Warga bernama Purwadi, 46, tersebut bahkan sempat dinyatakan meninggal dunia.

Purwadi diantar pulang oleh pengurus salah satu yayasan di Jakarta, Sabtu (12/8/2023). Kedatangan Purwadi serta pengurus yayasan disambut keluarga, pemerintah desa, serta relawan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Purwadi pergi dari rumah sejak 2006. Selama beberapa waktu, Purwadi tinggal di wilayah Cengkareng. Salah satu relawan asal Desa Sengon, Rahmad Widodo, mengatakan informasi keberadaan Purwadi sebelumnya beredar di media sosial.

Informasi terkait pria Prambanan, Klaten, yang hilang sejak 2006 itu kemudian ditindaklanjuti petugas Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dissos P3APPKB) Klaten.

“Kemudian dari yayasan mengantar pulang Sabtu kemarin dan diterima keluarga serta dari desa,” kata Widodo saat dihubungi Solopos.com, Senin (14/8/2023).

Widodo menjelaskan dari informasi yang dia terima selama beberapa waktu Purwadi sempat tinggal di daerah tempat pembuangan sampah. Sebelumnya, tak diketahui dari mana Purwadi berasal.

Hingga suatu saat kepada pengurus yayasan yang mengantarnya pulang, Purwadi menyampaikan ia berasal dari wilayah Sengon, Kecamatan Prambanan, Klaten. “Dia sempat dibawa ke rumah ketua yayasan dan kemudian diantar pulang ke Klaten,” jelas Widodo.

Pada Senin, relawan membantu pria asal Prambanan, Klaten, yang kembali setelah hilang selama 17 tahun itu mengurus dokumen kependudukan serta rekam data e-KTP ke Disdukcapil hingga terbit kartu keluarga. Pria tersebut kemudian dibawa ke RSUP dr Soeradji Tirtonegoro (RSST) Klaten guna menjalani perawatan.

Menghilang setelah Gempa 2006

“Ada masalah pencernaan. Harus opname di RSST,” kata Widodo. Kepala Desa (Kades) Sengon, Agus Sumaryono, mengaku tak tahu penyebab Purwadi pergi dari rumah pada 2006 lalu. Sengon merupakan tempat tinggal orang tuanya.

Sebelum pergi pada 2006, Purwadi tinggal di wilayah Kecamatan Jogonalan. Dulu, pria tersebut bekerja sebagai sopir truk. Pascagempa bumi 2006 silam, Purwadi pergi selama belasan tahun.

Keluarga sudah berupaya mencari keberadaan pria tersebut. Namun, upaya keluarga belum membuahkan hasil. Keluarga kemudian mengajukan surat kematian pria yang hilang itu ke Pemerintah Desa Sengon, Prambanan, Klaten.

Surat kematian itu dikeluarkan pada 2011 lalu. Surat kematian itu dikeluarkan untuk memudahkan akses pendidikan kedua putra Purwadi. Agus menjelaskan Purwadi ditemukan salah satu yayasan pada 2019.

Purwadi ditemukan dalam kondisi depresi. “Dari informasi pengurus yayasan, orangnya tidak berpindah-pindah lebih dari 500 meter. Kemudian oleh pengurus yayasan dibawa dan akhirnya dia cerita tinggalnya di Sengon dan menyebutkan nama orang tua serta anaknya,” kata Agus.

Informasi terkait asal-usul Purwadi itu kemudian disebar melalui media sosial. Singkat cerita, keluarga Purwadi bisa terlacak di wilayah Desa Sengon dan diantarkan pulang oleh pengurus yayasan pada Sabtu.

“Saya merasa terenyuh. Masih ada orang yang baik menolong dan mempertemukan dengan keluarganya,” kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya