SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Dok)

Solopos.com, KLATENPetani di wilayah Kecamatan Prambanan mengembangkan nitrobacter, yaitu bakteri aktif yang bermanfaat menggemburkan dan menyuburkan tanah. Tak hanya memangkas biaya produksi, pemanfaatan nitrobacter itu disebut-sebut meningkatkan nilai jual hasil panen.

Penggunaan nitrobacter di lahan pertanian itu sudah dilakukan petani Prambanan sejak akhir 2021 melalui Penyuluh Pertanian di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Prambanan. Penggunaan nitrobacter di beberapa lahan wilayah Prambanan itu mulai dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk dan pestisida kimia.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Kami tidak menggunakan pestisida maupun pupuk kimia sedikitpun. Jadi ada nitrobacter murni, nitrobacter plus pestisida nabati, dan nitrobacter plus pupuk cair,” kata Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Prambanan, Suhargo Wijayatmoko, saat ditemui di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, Rabu (19/10/2022).

Suhargo mengatakan penggunaan nitrobacter tersebut sudah dilakukan di beberapa bidang lahan pada varietas padi beragam. Seperti varietas Inpari 42, Rajalele Srinuk, Japonica, serta Inpari 32. Lahan-lahan yang sudah diaplikasikan penggunakan nitrobacter itu tersebar di wilayah Desa Pereng, Kebondalemkidul, serta Sanggrahan.

Soal hasil produksi, Suhargo mengatakan tingkat produksi padi tak kalah dibandingkan menggunakan pupuk dan pestisida kimia.

Baca Juga: Petani dan Peternak di Klaten Banjir Bantuan Alsintan Bersumber dari APBN-APBD

“Di Prambanan itu rata-rata hasil gabah kering panen per ha 7 ton-8 ton. Hasil dari aplikasi nitrobacter itu tidak kalah dengan yang menggunakan pupuk kimia,” kata Suhargo.

Suhargo menuturkan beras yang dihasilkan menggunakan aplikasi nitrobacter lebih bagus.

“Beras tidak mudah basi ketika sudah dimasak. Nilai jualnya [beras hasil budi daya menggunakan nitrobacter] lebih tinggi. Pernah terjual itu Rp13.000 per kg. Sementara, umumnya itu Rp8.000 per kg,” kata dia.

Selain meningkatkan nilai jual beras, penggunaan nitrobacter juga menghemat biaya produksi hingga 40 persen. Petani tak perlu membeli pupuk kimia yang belakangan sulit didapat untuk jenis pupuk bersubsidi.

Baca Juga: Hore! 4.150 Keluarga di Klaten bakal Terima BLT Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau

Nitrobacter itu hanya butuh drum sebagai wadah dan itu bisa digunakan untuk rentang waktu lama,” jelas dia.

Terkait pembuatan nitrobacter, Suhargo memastikan mudah. Dia menjelaskan bahan-bahan yang digunakan membikin nitrobacter, yakni tanah di bawah kandang ayam, air, serta pemacu berupa sedikit urea dan tetes tebu.

Pelaksana Tugas (Plt) Kabid Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan DKPP Klaten, Lilik Nugraharja, menjelaskan penggunaan nitrobacter di lahan padi Kecamatan Prambanan bisa mengembalikan kesuburan tanah. Selain itu, produktivitas padi hasil panen tak kalah bagus jika dibandingkan dengan padi yang dibudidayakan menggunakan bahan kimia.

“Itu menggunakan bahan alami dan budi daya tanpa pupuk kimia. Keluarnya [hasil produksi] banyak. Bisa lebih dari 7 ton. Selain hasilnya bagus, penggunaan itu tidak merusak tanah,” kata Lilik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya