SOLOPOS.COM - Ilustrasi demam berdarah. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, KARANGANYAR — Total kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga pekan ke-33 tahun 2022 mencapai 707 kasus dengan 8 kasus meninggal.

Sementara itu, belakangan tren kasus DBD menurun. Meski demikian, warga diimbau tetap rutin melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar, pada pekan ke-33 terdapat 11 kasus dan pekan sebelumnya atau pekan ke-32 terdapat 9 kasus. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan pekan ke-31 yang mencapai 19 kasus.

Sementara itu, angka paling tinggi terjadi pada pekan ke-17 di mana jumlah kasusnya mencapai 43. Pada saat itu terjadi satu kasus kematian. Namun pekan berikutnya atau pekan ke-18 turun menjadi 33 kasus. Pada pekan-pekan berikutnya setelah itu data menunjukkan tren penurunan hingga jumlah kasus yang terjadi pada angka belasan.

Sedangkan jumlah total kasus DBD yang terjadi di Bumi Intanpari hingga pekan ke-33 mencapai 707 kasus dengan 8 kematian.

Baca Juga: 1.428 Nakes di Karanganyar Sudah Suntik Booster Kedua Vaksin Covid-19

Jika dipetakan berdasarkan wilayah, Karanganyar menempati posisi teratas daftar kecamatan dengan kasus DBD terbanyak dengan 170 kasus dan 1 kasus kematian. Mengikuti di bawahnya ada Tasikmadu dengan 129 kasus dengan 3 kematian, Jaten dengan 125 kasus 1 kematian, Kebakkramat dengan 65 kasus nol kematian, Colomadu 59 kasus 2 kematian, Mojogedang 40 kasus nol kematian, Jumantono 24 kasus 1 kematian, Matesih 23 kasus nol kematian.

Sedangkan Gondangrejo 15 kasus nol kematian, Karangpandan 11 kasus nol kematian, Kerjo 11 kasus nol kematian, Jenawi 8 kasus nol kematian, Ngargoyoso 6 kasus nol kematian, Jumapolo 6 kasus nol kematian, Tawangmangu 5 kasus nol kematian, Jatiyoso 5 kasus nol kematian, dan Jatipuro 5 kasus nol kematian.

Kepala Dinkes Karanganyar, Purwati, melalui Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Warsito, mengatakan salah satu penyebab tingginya kasus DBD adalah cuaca. “Cuaca berpengaruh terhadap kasus DBD. Kalau musim hujan risikonya tinggi. Tapi sekarang kan sudah masuk kemarau sehingga angkanya juga turun,” ujarnya, Senin (5/9/2022).

Baca Juga: Waspada! 761 Kasus Baru HIV Ditemukan di Jateng, Tertinggi di Daerah Ini

Sementara itu, upaya penanganan DBD yang dilakukan adalah menggiatkan PSN di semua wilayah. “Tetap kita utamakan gerakan PSN tilik tonggo itu, harus tetap dihidupkan terus. Jangan sampai lengah walaupun kasus turun atau tidak ada, jangan sampai tilik tangga dilupakan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya