SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi (Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Tahun 2023 akan menjadi tahun yang menantang bagi para pengusaha di Kabupaten Sragen. Kenaikan harga BBM di tahun lalu serta kenaikan upah minimum kabupaten (UMK) 2023 menjadi beban yang tak ringan bagi para pengusaha yang masih berjuang untuk bangkit.

Prediksi tersebut diungkapkan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sragen, Syaifuddin, saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Jumat (6/1/2023).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Saya rasa ekonomi di 2023 ini masih stagnan kalau pengusaha tidak bisa bersaing atau memiliki inovasi. Saya kira tidak ada perubahan signifikan dalam ekonomi di 2023 ini. Di sisi lain ada isu resesi dunia yang akan sampai ke Indonesia juga menjadi dilema bagi pengusaha di daerah,” jelas Syaifuddin yang menekuni bisnis properti itu.

Pengusaha dibayangi ancaman krisis ekonomi yang akan terjadi. Untuk menyikapi hal itu, ia mengatakan Hipmi harus bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen. Dia menyarankan kebutuhan pokok di daerah itu bisa dipenuhi dari daerah sendiri sehingga tidak perlu mendatangkan produk dari luar Sragen, terutama sembako.

“Pengadaan beras bisa menggandeng petani atau pengusaha beras Sragen. Bila terpaksa mendatangkan dari luar bisa dalam bentuk barter barang, misalnya beras dibarter dengan sayuran dari Karanganyar, dan seterusnya,” katanya.

Direktur Utama PT BPR Bank Djoko Tingkir Sragen, Titon Darmasto, menyampaikan proyeksi ekonomi di 2023 di sektor perbankan secara makro akan naik 5,3%. Dari proyeksi itu Bank Djoko Tingkir berani memasang target pertumbuhan sampai 10%. Target tersebut tidak asal ditetapkan tetapi didasarkan pada sejumlah pertimbangan.

“Kami memiliki banyak inovasi di 2023 yang mengangkat pertumbuhan yang sampai dua kali lipat dari proyek ekonomi makro. Kami punya program sangat baik dan menantang untuk UMKM [usaha mikro, kecil, dan menengah] dengan kredit usaha rakyat daerah (KURDa) dengan pertumbuhan sampai Rp10 miliar,” katanya.

Bank Djoko Tingkir diuntungkan dengan adanya payroll atau pembayaran gaji 500-600 pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) Sragen lewat mereka. Jika separuh dari mereka mengajukan kredit ke Bank Djoko Tingkir dengan nilar Rp50 juta maka akan ada pertumbuhan Rp12,5 miliar.

“Belum lagi kami membuka kredit pembiayaan bagi rekanan proyek penunjukan langsung. Kemudian di sektor tabungan juga ada program simpanan pelajar yang tumbuh menjadi tabungan dengan nasabah terbesar se-Soloraya dan mendapat apresiasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya