Soloraya
Selasa, 6 Desember 2016 - 09:10 WIB

HIV/AIDS KLATEN : Temuan Kasus Dari Kelompok Gay Meningkat

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

HIV/AIDS Klaten, temuan kasus HIV/AIDS dari kelompok lelaki suka lelaki atau gay meningkat.

Solopos.com, KLATEN – Temuan kasus HIV/AIDS di Klaten pada kelompok lelaki suka lelaki (LSL) atau gay meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Temuan tersebut terutama untuk kelompok pelonjakan sejak 2014 lalu.

Advertisement

Pegiat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Klaten, Amin Bagus Panuntun, mengatakan dari pendataan yang dilakukan sebelum 2014 hanya terdeteksi lima LSL mengidap HIV/AIDS. “Tetapi, setelah 2014 itu angkanya melonjak. Saat ini jumlah LSL yang terdeteksi positif HIV/AIDS dari 2007-Oktober 2016 ada 26 orang,” kata Amin saat ditemui di sela Sarasehan Dalam Rangka Hari AIDS Sedunia 2016 di Pendapa Pemkab Klaten, Senin (5/12/2016).

Amin menjelaskan penyebab melonjaknya temuan HIV/AIDS tersebut beragam. Melonjaknya temuan kasus HIV/AIDS tersebut setelah kelompok LSL atau gay mulai membuka diri dan secara sukarela mengikuti tes deteksi HIV/AIDS.

Advertisement

Amin menjelaskan penyebab melonjaknya temuan HIV/AIDS tersebut beragam. Melonjaknya temuan kasus HIV/AIDS tersebut setelah kelompok LSL atau gay mulai membuka diri dan secara sukarela mengikuti tes deteksi HIV/AIDS.

Selain itu, ada kecenderungan peningkatan jumlah LSL di Kabupaten Bersinar. “Kalau menurut kami karena pendekatan ke komunitasnya mulai jalan. Selain itu, pertambahan [LSL] juga tinggi. Artinya, ada orang-orang baru yang masuk ke kelompok LSL tersebut,” urai dia.

Amin mengatakan orang-orang baru yang masuk ke kelompok LSL kebanyakan usia SMP dan SMA. Pola pikir yang masih labil membuat mereka mudah terpengaruh dengan iming-iming tertentu hingga bisa bergabung ke kelompok LSL.

Advertisement

Amin mengatakan kelompok LSL sangat rentan tertular virus HIV/AIDS. Karena itu, kelompok tersebut menjadi fokus penanganan KPA. Selain LSL, kelompok lain yang menjadi fokus penanganan seperti transgender serta wanita pekerja seks.

Sementara itu, berdasarkan data dari KPA Klaten, jumlah pengidap HIV/AIDS di Klaten pada 2007 sampai Oktober 2016 tercatat 481 orang dengan perincian 268 kasus HIV dan 213 kasus AIDS. Dari jumlah itu, sebanyak 53 pengidap meninggal dunia.

Sekretaris KPA Provinsi Jawa Tengah, Zaenal Arifin, mengatakan berdasarkan hasil temuan, sejak 1993 hingga September 2016 di Jateng terdapat 15.692 orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Dari jumlah itu, 1.348 orang meninggal dunia.

Advertisement

Ia mengatakan harus ada keterlibatan dari berbagai pihak sebagai upaya penanggulangan HIV/AIDS. Upaya itu bisa dilakukan dengan pembentukan warga peduli AIDS yang berperan menggerakkan masyarakat terlibat langsung dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Jumlah warga peduli AIDS di Jateng saat ini 1.929 desa/kelurahan dari 8.576 desa/kelurahan.

Sementara itu, salah satu ODHA asal Boyolali, M, menceritakan didiagnosis terjangkit virus HIV/AIDS pada 2014 lalu. “Saya adalah gay dan saya terinfeksi HIV karena perilaku seksual yang salah yaitu melakukan hubungan dengan sesama, berganti-ganti pasangan, dan sering tidak menggunakan pengaman,” kata dia saat menyampaikan testimoni dalam sarasehan tersebut.

M mengatakan sejak didiagnosis positif HIV ia stres, cemas, susah tidur, serta depresi hingga berniat bunuh diri. Ia juga mendapat stigma dari masyarakat termasuk keluarganya.

Advertisement

“Beruntung masih ada teman-teman yang terus memberi semangat. Saat ini saya kembali optimistis menjalani hidup. sekarang tidak ada yang mendiskriminasi saya. Keluarga juga memberi support untuk penyembuhan saya mengikuti terapi,” urai dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif