Soloraya
Minggu, 8 November 2015 - 21:20 WIB

HIV/AIDS KLATEN : Tren Kasus HIV/AIDS Terus Meningkat

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

HIV/AIDS Klaten, KPA Klaten mencatat dari 2007 hingga September 2015 ada 347 ODHA.

Solopos.com, KLATEN–Tren temuan kasus HIV/AIDS di Klaten terus mengalami peningkatan. Selama Januari-September 2015, ada 85 orang yang terdeteksi terserang HIV/AIDS.

Advertisement

Data yang dihimpun dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Klaten, dari 2007 hingga September 2015, ada 347 orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Dari jumlah itu, 46 orang meninggal dunia. Ada tren kenaikan yang terjadi setiap tahunnya. Pada 2013 ada 72 kasus dan 2014 sebanyak 92 kasus.

Pegiat KPA Klaten, Amin Bagus Panuntun, mengatakan dari 85 orang yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS selama 2015, tujuh di antaranya anak balita. “Dua anak balita terdeteksi pada Agustus lalu. Mereka tertular dari ibu saat kehamilan. Saat ini sudah dilakukan pengobatan rutin dan selalu dalam pantauan,” jelas dia, Minggu (8/11/2015).

Temuan kasus HIV/AIDS tak hanya terjadi pada warga berisiko tinggi. Para anak balita yang terserang HIV/AIDS justru tertular dari ibu mereka yang memiliki latar belakang sebagai ibu rumah tangga. Selain ibu rumah tangga, HIV/AIDS juga menyerang orang dengan latar belakang buruh, karyawan swasta, hingga petani.

Advertisement

Disinggung kasus HIV/AIDS pada kelompok tertentu, Amin mengakui belakangan ada temuan pada kelompok lelaki berhubungan seks dengan lelaki (LSL). Dari temuan kasus HIV/AIDS 2007-September 2015, terdapat 22 orang yang terjangkit melalui LSL.

“Memang ada tren kenaikan pada LSL cukup tinggi. Tahun ini terdeteksi sebanyak enam orang yang tertular karena faktor LSL. Kelompok ini sangat berisiko tertular HIV/AIDS,” jelas dia.

LSL terjadi lantaran beragam faktor salah satunya kondisi lingkungan pergaulan yang membuat mereka melakukan hubungan dengan sesama jenis. Selain itu, LSL juga bisa terjadi lantaran memiliki latar belakang pernah mengalami kekerasan seksual.

Advertisement

Amin mengatakan pendekatan inovatif perlu dilakukan guna menekan penyebaran HIV/AIDS di kalangan LSL. Melalui pendekatan itu diharapkan bisa mengubah perilaku agar mereka menjaga kesehatan diri sendiri termasuk orang lain. Amin tak menampik selama ini cukup kesulitan menjangkau LSL lantaran cenderung tertutup.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif