SOLOPOS.COM - Poster dan barikade terpasang pada jalan masuk rumah milik aktivis peduli HIV/AIDS, Puger Mulyanto, di Jl. Senopati, Kedung Lumbu, Pasar Kliwon, Solo, Minggu (6/12). Warga memasang poster dan barikade tersebut sebagai wujud penolakan rencana penggunaan rumah milik, Puger Mulyanto, untuk menampung 9 anak pengidap HIV/AIDS. (Ivanovic Aldino/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO--DPRD Solo mengusulkan rumah singgah milik Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan Pemberdayaan Anak dan Keluarga Berencana (Bapermas PP, PA & KB) Solo menjadi alternatif tempat penampungan sementara anak dengan HIV/AIDS (ADHA).

Bangunan berlokasi di Pajang, Laweyan, itu dinilai lebih layak dibanding bekas Puskesmas Setabelan yang diusulkan sebelumnya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Hal itu mencuat dalam audiensi Rumah Singgah Lentera, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Mitra Alam bersama Komisi IV DPRD di Gedung DPRD, Jumat (18/12/2015). Hadir pula SKPD terkait seperti Bapermas, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Dinas Kesehatan Kota.

Anggota Komisi IV, Reny Widyawati, dalam paparannya, mengatakan kondisi bangunan di rumah singgah milik Bapermas lebih layak untuk segera ditempati. Menurut Reny, rumah singgah yang diperuntukkan bagi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) itu juga tidak jelas pemanfaatannya karena lebih sering kosong.

“Bangunan hanya dipakai saat ada pelatihan, selebihnya mangkrak. Padahal kami sudah mengalokasi dana pengelolaan Rp150 juta setiap tahun,” ujarnya.

Menurut Reny, penempatan ADHA di rumah singgah Bapermas juga mendukung interaksi sosial anak karena berada di tengah perkampungan warga. Hal itu yang dinilai tidak didapatkan ADHA jika mereka ditampung di eks Puskesmas Setabelan.

“Di sana (Setabelan) bangunannya juga rawan roboh. Perlu waktu untuk membenahi bangunan agar layak,” kata dia.

Ketua Komisi IV, Hartanti, menilai perlu solusi komprehensif terkait lokasi penampungan ADHA. Menurut Hartanti, penempatan ADHA di rumah singgah Bapermas rawan problem baru jika ada korban KDRT yang butuh tempat. Dia mengusulkan penggunaan eks Puskesmas Setabelan untuk menampung sementara ADHA hingga mendapat lokasi yang lebih layak.

“Di Setabelan bagus kok, halamannya luas. Masalah kerusakan perlu dicek lagi, apa betul bangunan rawan ambruk?,” jelas dia.

Pemilik Rumah Singgah Lentera, Yunus Prasetya, menunggu langkah Pemkot untuk memutuskan lokasi singgah ADHA sementara. Pihaknya mengaku bakal menerima lokasi yang menjadi penawaran Pemkot.

Yunus mengatakan saat ini sembilan ADHA masih ditampung di rumah seorang ulama. “Kami siap mau ditempatkan di manapun. Kami yakin Pemkot memiliki pertimbangan yang baik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya