SOLOPOS.COM - Seorang lady companion (LC) merintih kesakitan saat diambil sampel darahnya di sela-sela acara Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka mengantisipasi peredaran narkoba dan HIV/Aids di lingkungan tempat hiburan di Gravista Family Sragen, Kamis (10/3/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Penanggulangan HIV/AIDS di Sragen dilakukan dengan pemeriksaan darah terhadap pekerja karaoke.

Solopos.com, SRAGEN — Puluhan wanita berprofesi lady companion (LC) atau pemandu karaoke yang beroperasi di Sragen menjalani pemeriksaan darah guna menanggulangi peredaran narkoba dan HIV/Aids.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pengambilan sampel darah dari puluhan LC karaoke itu dilakukan bersamaan dengan acara Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka mengantisipasi peredaran narkoba dan HIV/Aids di lingkungan tempat hiburan di Gravista Family Sragen, Kamis (10/3/2016).

Satu persatu LC karaoke itu diambil sampel darahnya oleh petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen bekerja sama dengan Polres Sragen.

Kapolres Sragen, AKBP Ari Wibowo, mengakui berdasar hasil evaluasi, peredaran narkoba dan HIV/Aids sudah berkembang dari kota besar menuju daerah pinggiran seperti Sragen. Menurutnya, beberapa tempat hiburan di Sragen disinyalir sebagai lokasi peredaran narkoba dan HIV/Aids.

”Kami ingin peredaran narkoba dan HIV/Aids di Sragen tidak berkembang. Kalau sudah parah ya susah untuk diatasi,” kata Ari Wibowo saat ditemui wartawan di lokasi.

Kabid Pelayanan Kesehatan DKK Sragen, dr. Iin Dwi Yuliarti, mengakui penyebaran HIV/Aids di Sragen sudah luar biasa dan masuk kategori memprihatinkan. Menurutnya, jumlah kasus penyebaran HIV/Aids dari tahun ke tahun terus bertambah. Pada 2014 lalu, terdapat 100 kasus peredaran HIV/Aids dengan 11 orang meninggal dunia karenanya. Pada 2015, jumlahnya meningkat drastis menjadi 173 kasus dengan 12 orang meninggal dunia karenanya.

”Sekarang ibu rumah tangga itu ada banyak yang terkena HIV. Mungkin karena ulah suaminya yang kerap gonta-ganti pasangan. Bahkan, ada satu keluarga di Ngrampal itu yang terkenal HIV. Kasus itu kami temukan ketika kami memeriksa kasus gizi buruk pada anak,” jelas Iin.

Sementara itu, Dyah, 22, salah seorang LC karaoke mengaku pernah beberapa kali ditawari narkoba oleh pelanggannya. Namun, dia mengaku tidak tergoda untuk mengonsumsi narkoba.

”Saya tidak mau waktu diminta mencobanya. Saya takut terjadi kenapa-kenapa pada diri saya,” kata Dyah seusai diambil sampel darahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya