SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (ghanahealthnest.com)

Kasus HIV/AIDS di Sukoharjo peride Januari-April 2016 sudah bertambah 17 orang yang terjangkit HIV.

Solopos.com, SUKOHARJO – Jumlah penderita penyakit HIV/AIDS di Sukoharjo bertambah 17 orang sejak Januari-April 2016. Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Sukoharjo dan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo menggalakkan Voluntary Counselling Test (VCT) untuk menemukan penderita baru HIV/AIDS.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Hal ini diungkapkan Koordinator LSM Mitra Sebaya, Garis Subandi, saat dihubungi solopos.com, Minggu (8/5/2016). Menurut dia, sebagian penderita baru HIV/AIDS ditemukan saat melakukan VCT di puskesmas. Di wilayah Sukoharjo, seluruh puskesmas terdapat klinik VCT untuk menemukan penderita baru HIV/AIDS.

“Dari 17 penderita baru HIV/AIDS kami hanya mendampingi 11 penderita. Sisanya belum bisa didampingi karena kami juga tak bisa memaksa,” kata dia, Minggu.

Para penderita baru HIV/AIDS berasal dari berbagai macam profesi seperti karyawan, wiraswasta dan mahasiswa. Sebagian besar penderita baru HIV/AIDS merupakan warga Sukoharjo. Sebagian lainnya warga luar Sukoharjo seperti Kabupaten Karanganyar.

Selama ini, mayoritas penderita HIV/AIDS merupakan para wiraswasta dan ibu rumah tangga (IRT). Para IRT terjangkit penyakit HIV/AIDS dari suaminya yang melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Selain itu ada satu anak bawah lima tahun (balita) yang juga terjangkit penyakit HIV/AIDS.

“Jadi kasus penyakit HIV/AIDS ibarat fenomena gunung es. Hanya sedikit yang terdeteksi padahal masih banyak penderita HIV/AIDS di Sukoharjo,” ujar dia.

Pria yang akrab disapa Bandi ini mengungkapkan jumlah penderita HIV/AIDS selalu meningkat seetiap tahun. Selama 2015, jumlah penderita HIV/AIDS di Sukoharjo sekitar 250 orang. Mereka tak hanya berasal dari wilayah perkotaan namun juga wilayah perdesaan atau pinggiran.

Saat ini, kesadaran masyarakat terkait penemuan penderita penyakit HIV/AIDS meningkat. Masyarakat yang pernah melakukan hubungan seksual bebas atau menggunakan jarum suntik berganti-ganti mau melakukan mendatangi puskesmas atau rumah sakit untuk VCT.

“Kami selalu melibatkan berbagai pihak untuk menemukan penderita baru HIV/AIDS seperti perguruan tinggi (PT),” papar dia.

Lebih jauh, Bandi menambahkan bimbingan konseling terhadap para penderita HIV/AIDS dilakukan secara rutin. Salah satunya dengan melakukan pendampingan terhadap para penderita HIV/AIDS.

“Misalnya, kami mendampingi seorang penderita HIV/AIDS saat melamar pekerjaan. Kami dampingi juga saat tes wawancara.”

Di sisi lain, Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Penyakit Menular DKK Sukoharjo, Bambang Sudiyono, mengatakan para petugas kesehatan gencar melakukan sosialisasi penanggulangan penularan virus HIV/AIDS di setiap kecamatan.
Para petugas kesehatan menggandeng warga peduli Aids (WPA) yang dibentuk di 12 kecamatan se-Sukoharjo.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya