Solopos.com, KARANGANYAR - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia atau HKTI Karanganyar menyayangkan rencana pemerintah yang akan mengimpor 1 juta ton beras. Pasalnya, rencana tersebut bersamaan dengan momen panen raya petani saat ini.
Ketua HKTI Karanganyar, Anung Marwoko, mengatakan bingung dengan kebijakan pemerintah yang akan melakukan impor beras dari luar negeri di momen panen raya.
Dikhawatirkan hal tersebut berdampak memperparah kondisi saat ini karena harga gabah berada di bawah harga pembelian pemerintah (HPP). Menurutnya, kebijakan tersebut muncul di waktu yang tidak tepat.
“Kondisinya saat ini kan petani sedang panen raya. Saya bingung juga kenapa harus impor beras. Saya belum memastikan soal dampak pastinya apakah kebijakan tersebut juga berpengaruh dengan harga gabah yang anjlok saat ini. Tapi sesuai hukum ekonomi pastinya kalau stok melimpah dan permintaan sama, tentu akan membuat nilai barangnya berkurang. Momen ini waktunya sangat tidak pas menurut saya,” jelas Anung kepada Solopos.com, Jumat (12/3/2021).
Baca juga: Partai Gerindra Minta Pemerintah Batalkan Impor Beras
Ketua HKTI Karanganyar Anung menyarankan dibandingkan mengimpor beras, pemerintah lebih baik memaksimalkan resapan Bulog ke petani lokal. Sehingga, hal tersebut bisa membantu petani untuk mendapatkan harga gabah sesuai dibandingkan harga yang dikontrol oleh tengkulak.
“Pastinya dengan kondisi saat ini mending dimaksimalkan untuk menyerap komoditas beras dari petani lokal sesuai standar dari Bulog. Itu akan lebih baik daripada impor. Kan bisa memulihkan harga dan membantu petani juga,” imbuh dia.
HKTI Karanganyar mengungkapkan keinginan pemerintah pusat untuk mengimpor beras dari Thailand semakin sulit terbendung. Pemerintah Indonesia dengan Thailand akan menandatangani MoU di penghujung Maret 2021 terkait impor beras sebesar 1 juta ton.
Di sisi lain, Kepala Badan Ketahan Pangan, Agung Hendriadi menyatakan stok bahan pokok termasuk beras dipastikan surplus hingga akhir Mei 2021. Wakil Dirut Bulog, Gatot Trihargo, juga mengatakan stok cadangan beras nasional dalam kondisi aman sebanyak 1 juta hingga 1,5 juta ton. Diprediksi produksi beras tahun 2021 akan meningkat hingga 24 juta ton.