Sementara itu, Bagas menyebut pihaknya telah menerjunkan 13 tim dengan jumlah total 6 dokter hewan 34 paramedis dibantu dari mahasiswa kedokteran hewan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan persatuan dokter hewan Indonesia (PHDI) untuk melakukan vaksinasi PMK di Sukoharjo.
Solopos.com, SUKOHARJO – Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Kabupaten Sukoharjo terus melakukan upaya penekanan angka penyakit mulut dan kuku (PMK).
DPP Kabupaten Sukoharjo melakukan penyuntikan 5.000 dosis vaksin PMK di wilayah selatan atau sekitar Kecamatan Weru, Kabupaten Jamu, Kamis (21/7/2022). Hal itu disampaikan Kepala DPP Sukoharjo, Bagas Windaryatno.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
“Tadi kami dari tim penanggulangan melaksanakan kegiatan vaksinasi di Kecamatan Weru dengan jumlah 5.000 dosis dari provinsi. Kami prioritaskan di daerah selatan, dengan maksud untuk membatasi dan memberikan satu imunitas pada ternak yang rentan PMK,” kata dia saat ditemui di Pendapa Graha Satya Praja, Kamis.
Prioritas vaksinasi yakni Sukoharjo wilayah selatan karena menurutnya Kecamatan Weru merupakan perbatasan dengan Wonogiri dan Klaten. Sementara di dua wilayah itu menurutnya kasus PMK-nya cukup tinggi.
Sementara, kata Bagas, tren penambahan kasus positif PMK di Sukoharjo mulai menurun dengan tingkat kesembuhan semakin tinggi. “Saat ini kasus baru kemarin ada enam ekor, total kasus PMK seluruhnya ada 869, sementara sembuh 697 ekor, mati 4 ekor dan potong paksa 18 ekor,” bebernya.
Baca juga: Hari Pertama Iduladha 2022, Sapi Kurban Sukoharjo Dipastikan Aman PMK
Bagas juga mengatakan dengan angka kasus itu dia berharap peternak turut berpartisipasi menekan angka PMK.
“Artinya apa, yang sembuh semakin banyak, kasus positifnya semakin sedikit. Saya harap para peternak rajin untuk melakukan disinfeksi kandang dan jangan ada memasukkan ternak dari luar daerah dulu,” kata dia.
Saat ini pasar hewan di Kabupaten Sukoharjo masih ditutup hingga waktu yang belum bisa ditentukan untuk menekan penyebaran PMK.
“Kami evaluasi secara berkala melihat kasus sebaran yang ada di kita dan di daerah sekitar. Karena ternak itu kan dari luar daerah. Kalau daerah lain kasusnya masih tinggi kita buka nanti akan lebih sulit mengendalikan,” jelasnya.
Baca juga: Update PMK Sukoharjo: 800 Kasus Terjangkit, 1.300 Ternak Sudah Divaksin
Bagas menambahkan pengendalian PMK tidak bisa dilakukan dalam waktu satu hingga dua tahun. Pihaknya terus melakukan koordinasi dengan satuan tugas di provinsi dan pusat.