SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO-Rencana pendirian hotel berlantai 30 di bekas Pabrik Rokok Faroka, Jajar, Solo mulai memasuki tahap kajian analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Kalangan pemerhati lingkungan hidup mewanti-wanti agar pembangunan hotel tertinggi di Jawa Tengah itu tetap memperhatikan ketersediaan air bersih di lingkungan warga sekitarnya.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, luas bangunan hotel tersebut ialah 50.900 meter persegi yang terbagi dalam 28 lantai dan dua basement. Hotel tersebut berdiri di atas lahan dengan sertifikat hak guna bangunan (HGB) seluas 11.803 meter persegi. Hotel yang bernama Four Point By Sheraton itu juga menyediakan ruang parkir di tiga lantai seluas 10.847 meter. Ruangan parkir itu ditaksir mampu menampung parkir mobil 277 unit dan sepeda motor sebanyak 206.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dalam pembahasan izin amdal hotel oleh komisi amdal di Balai Tawangarum, Kompleks Balaikota Solo, Rabu (11/7/2012), pemrakarsa berjanji akan melibatkan tenaga kerja lokal untuk pemberdayaannya. Sesuai rencana, jumlah pekerja proyek bangunan mencapai 420 orang, yang terdiri dari kuli bangunan, ahli besi, sopir truk, ahli kaca dan lain-lainnya. Adapun jumlah pegawai yang bakal dipekerjakan dalam operasional hotel tersebut ditaksir mencapai 97 orang.

Selain membahas amdal, rapat komisi amdal juga membahas rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL) dan rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL). Direktur PT Catur Putra Jati, Edijanto Joesoef, selaku pemarkarsa hotel juga berjanji akan menerapkan sistem pembangunan yang ramah lingkungan. Salah satunya ialah membangun pondasi dengan tipe sumuran atau bored pile. Pondasi tersebut dinilai lebih ramah lingkungan dan tak membuat kerusakan bangunan warga sekitar akibat getaran.

Menanggapi hal itu, Ketua Masyarakat Peduli Lingkungan Hidup (MPLH) Solo, Joko Prakoso berjanji akan terus memantau perkembangan pembangunan hotel tersebut. Pembahasan amdal kali itu, sambungnya, akan menjadi bahan awal untuk memantau pelaksanaan proyek di lapangan selanjutnya. “Terutama soal pembangunan sumur dalam. Kami akan tegas meminta pemrakarsa hotel membangun sumur resapan agar ketersediaan sumur warga tetap terjaga,” paparnya.

Joko melanjutkan, pengawasan pembangunan Hotel Four Point By Sheraton juga harus melibatkan banyak pihak, termasuk masyarakat. Harapannya, semua kalangan tak ada yang dirugikan atas pembangunan megaproyek itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya