Soloraya
Rabu, 29 Februari 2012 - 20:31 WIB

HPP GKP NAIK, Nasib Petani Sama Saja

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gabah kering (dok)

Gabah kering (dok)

SRAGEN-Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Sragen menilai naiknya harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) dari Rp2.800/kg menjadi Rp3.200/kg tak berpengaruh pada nasib
petani. Harga GKP di tingkat petani masih fluktuatif dan sudah mencapai harga rata-rata HPP.

Advertisement

Ketua KTNA Sragen, Suratno, saat dijumpai wartawan, Rabu (29/2/2012), mengaku sudah menerima informasi HPP GKP naik dari Rp2.800/kg menjadi senilai Rp3.200/kg. Menurut dia, kenaikan HPP itu ternyata tak berdampak signifikan terhadap nasib petani. Dia menerangkan harga GKP di tingkat petani sempat berada pada posisi Rp2.900/kg, kemudian naik Rp3.000/kg dan kini memang sekitar Rp3.200/kg.

“Petani tak menikmati kenaikan HPP gabah itu karena harganya sudah sekitar Rp3.200/kg. Naik turunnya harga gabah itu lebih dipengaruhi oleh cuaca, bukan oleh HPP. Bila cuaca cerah maka harga gabah bisa
melambung bahkan sampai di atas HPP. Tapi bila cuaca basah, maka harga gabah menjadi anjlok, apalagi bila kondisi padi ambruk tersapu angin,” tuturnya.

Menurut dia, harga gabah di petani lebih dimainkan oleh tengkulak karena harga gabah bervariasi. Dia berharap Badan Urusan Logistik (Bulog) bisa menjadi lembaga penyetabil harga gabah di petani, sehingga petani bisa menikmati untung. Selama ini, ujarnya, pembelian gabah di petani sering didahului tengkulak daripada mitra bulog di daerah. Selain Bulog, Perusahaan Daerah Pelopor Alam Lestari (PD PAL)
mestinya juga bisa diharapkan berperan seperti Bulog bila kondisi lembaga itu sehat.

Advertisement

Selain permasalahan harga yang fluktuatif, lanjut Suratno, petani juga dihadapkan pada serangan hama penggerek batang dan hama potong leher saat menjelang panen. Pada musim panen seperti Februari-Maret ini, ujar dia, banyak hasil panen yang tidak maksimal karena serangan hama tersebut.

“Perlu ada langkah bersama untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Saya mengusulkan agar difungsikan adanya lumbung padi di setiap kecamatan atau desa. Dengan adanya lumbung padi lengkap dengan alat pengeringnya, petani bisa untung karena harga gabah bisa naik setelahdikeringkan,” pungkasnya. JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif