Soloraya
Senin, 17 Februari 2014 - 03:15 WIB

HUJAN ABU SOLORAYA : Ini Bahaya Abu Vulkanis Tersiram Hujan!

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah rumah tertutup abu di Purwonegaran, Solo, Jumat (14/2). Kota Solo terguyur hujan abu yang merupakan dampak dari erupsi Gunung Kelud di Kediri. (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

Solopos.com,KLATEN—Selain berbahaya bagi kesehatan, abu vulkanis yang menyelimuti kawasan Klaten ternyata juga berbahaya jika terkena hujan. Pasalnya, atap rumah bisa roboh jika tidak kuat menahan beratnya abu vulkanis yang tersiram air hujan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sri Winoto, menerangkan abu vulkanis akibat erupsi Gunung Kelud yang dirasakan di Klaten dampaknya lebih parah dibandingkan letusan Gunung Merapi pada 2010. Selain itu, material abu vulkanis dari Gunung Kelud juga lebih lembut.

Advertisement

“Oleh sebab itu, jika terkena air, abu vulkanis akan menggumpal dan menambah berat. Kondisi itu bisa menyebabkan atap rumah roboh jika tidak kuat menahan beratnya abu yang tercampur air,” tegasnya kepada wartawan di Klaten, Sabtu (15/2/2014).

Selain berpotensi merobohkan atap rumah, hujan juga bisa menumbangkan pohon yang tidak kuat menahan beban abu vulkanis.

Hingga Sabtu kemarin, hujan memang belum turun secara merata di seluruh Klaten. Kendati demikian, antisipasi dini wajib dilakukan supaya tidak jatuh korban jiwa.

Advertisement

Untuk mengatasinya, BPBD telah menyiapkan puluhan mesin pemotong kayu. Mesin tersebut disiapkan untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi pohon tumbang atau hal lain.

“Oleh sebab itu, kami mengimbau warga agar lebih waspada bila hujan turun. Segera laporkan ke pihak-pihak terkait jika ada kejadian yang membahayakan warga,” imbaunya.

Sementara, informasi yang dihimpun dari Pusat Data dan Informasi BPBD Klaten, hingga Sabtu siang telah membagikan lebih dari 100.000 masker kepada warga. Warga mendapatkan masker dengan datang langsung ke kantor BPBD Klaten.

Advertisement

Warga yang meminta rata-rata adalah perangkat desa dan petugas kecamatan. Nantinya, masker dari BPBD tersebut dibagikan kepada warga yang membutuhkan.

“Warga juga bebas untuk meminta masker, namun supaya efektif dan efisien, kami juga mengatur distribusinya,” imbuhnya.

Status darurat bencana Gunung Kelud di Klaten pun rencananya diberlakukan selama tujuh hari terhitung mulai Jumat (14/2). Sekolah yang diliburkan selama dua hari akan masuk seperti biasa pada Senin (17/2) ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif