SOLOPOS.COM - Salah satu petani di Desa Jono, Kecamatan Tanon, Sragen mengikat padi yang roboh akibat angin kencang yang melanda Sragen pada Sabtu (8/10/2022). Foto diambil Minggu (9/10/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN — Sejumlah petani di Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah terancam merugi karena 50 hektare (ha) lahan yang ditanami jagung dan padi terdampak hujan deras disertai angin kencang pada Sabtu (8/10/2022).

Seperti diketahui, hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang melanda hampir seluruh wilayah di Kabupaten Sragen pada Sabtu. Salah satu dampak angin kencang dapat dilihat di Desa Jono, Kecamatan Tanon.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Tanon, Miswanto, mengatakan hujan desar dan angin kencang terjadi sekitar pukul 17.00 WIB hingga 19.00 WIB. Kondisi itu mengakibatkan tanaman jagung dan padi roboh.

Miswanto menyebut petani terancam rugi karena hal itu. Dia menyebut kurang lebih hampir 50 hektare lahan tanaman jagung terdampak angin kencang.

“Selain itu padi juga banyak yang roboh. Namun padi bisa diikat kembali. Kalau jagung yang batangnya patah karena roboh nanti bisa berdampak tidak maksimal hasil panen,” tutur Miswanto.

Baca Juga : Hujan Disertai Angin Kencang Terjang 13 Kecamatan di Sragen, 20 Rumah Rusak

Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen, Agus Cahyono, mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem. Dia mengingatkan masyarakat untuk menjauh dari bantaran sungai, tubuh air, atau wilayah rawan banjir, serta lereng pegunungan yang rawan longsor.

Hujan deras disertai angin kencang pada Sabtu terjadi di 13 kecamatan di Sragen. Peristiwa itu menyebabkan satu unit rumah roboh, 19 rumah rusak, dan 61 pohon tumbang. Namun, kerugian materiil akibat bencana tersebut belum dapat ditaksir.

“Tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi dan dampak dari cuaca ekstrem, yaitu hujan lebat disertai kilat atau petir dan diikuti angin kencang,” terang Agus saat dihubungi Solopos.com, Minggu, (9/10/2022) siang.

Ia menambahkan dampak yang bisa ditimbulkan dari cuaca ekstrem tersebut banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, puting beliung, pohon tumbang, dan jalan licin.

Baca Juga : Masuk Musim Penghujan, Sragen Waspada Angin Kencang Hingga Longsor

“Untuk hari ini [Minggu], dalam 3-6 jam ke depan, potensi cuaca ekstrem hujan sedang hingga lebat disertai kilat dan petir dan angin kencang yang terjadi di Jawa Tengah, terkhusus Sragen,” ujarnya.

Ia memprediksi puncak musim penghujan di Sragen terjadi pada Januari 2023. Namun, dia mengatakan belum ada keterangan resmi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait itu.

“Untuk angin kencang dapat berpotensi melanda merata di seluruh kecamatan. Namun, berdasarkan pengalaman yang perlu diwaspadai adalah pada jalur angin di Sragen, yakni Kecamatan Plupuh, Tanon, Kedawung, Gondang, dan Sambirejo,” jelas Agus.

Baca Juga : Angin Kencang Landa Sragen, 5 Pohon Tumbang dan 3 Rumah Rusak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya