Soloraya
Minggu, 11 Februari 2024 - 19:57 WIB

Hujan Angin, Pohon Ambruk Timpa Mobil di Tawangsari Sukoharjo

Magdalena Naviriana Putri  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Proses evakuasi sejumlah pohon tumbang di wilayah Kabupaten Sukoharjo, Minggu (11/2/2024). (Istimewa/BPBD Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO — Hujan disertai angin melanda wilayah Kabupaten Sukoharjo pada Minggu (11/2/2024). Kejadian tersebut menumbangkan pepohonan di sejumlah wilayah hingga menimpa salah satu mobil yang berakibat rusak parah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo mengatakan hujan disertai angin terjadi pada pukul 15.00 WIB.

Advertisement

“Di Jalan Tanjungsari RT 001/RW 005 Desa Tangkisan pohon tumbang menimpa Mobil Avanza dengan nomor polisi  H 1417 ET atas nama Muhammad Halimi asal Tengaran, Semarang. Hal itu mengakibatkan kerugian lebih kurang sebanyak Rp10 juta. Nihil korban jiwa,” ungkap Ariyanto, Minggu.

Sejumlah pohon juga tumbang yakni pohon jati yang menimpa kabel telepon di wilayah Dukuh Pojok, Desa Tangkisan, Tawangsari.

Advertisement

Sejumlah pohon juga tumbang yakni pohon jati yang menimpa kabel telepon di wilayah Dukuh Pojok, Desa Tangkisan, Tawangsari.

Selain itu, masih di desa yang sama pohon sengon di Dukuh Tegalsari RT 003/RW 003 turut tumbang.

Ariyanto menyebut pihaknya telah berkordinasi dengan perangkat desa setempat termasuk warga dibantu oleh relawan untuk melakukan pengkondisian di tempat kejadian.  BPBD Sukoharjo juga mencatat sejumlah wilayah lain yang terdampak.

Advertisement

Berdasarkan analisis data iklim BMKG, sekitar lebih dari 55% wilayah Zona Musim Indonesia diprediksikan memasuki puncak musim hujan pada periode Januari – Februari 2024.

Jawa Tengah termasuk salah satu wilayah yang perlu mewaspadai adanya potensi hujan intensitas sedang-lebat pada periode Jumat-Rabu (9-14/2/2024). BMKG juga meminta pihak-pihak terkait melakukan persiapan.

Di antaranya memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

Advertisement

Kemudian menata lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol. Serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.

BMKG juga meminta adanya pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tiang, papan reklame/baliho agar tidak roboh tertiup angin kencang.

Selain itu pihak-pihak terkait diminta lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.

Advertisement

Tak hanya itu, informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG harus termonitor secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif