SOLOPOS.COM - Para pemulung mengais sampah TPST Manding, Sragen Kulon, Sragen, Kamis (16/3/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Warga 3 RT di RW 023  lingkungan Cantel Kulon, Sragen Kulon, Kecamatan Sragen, Sragen mengeluhkan bau tak sedap dari tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di timur permakaman umum Manding, Sragen Kulon. Saat musim hujan seperti sekarang baunya begitu menyengat, berbeda dengan saat kemarau yang tak terlalu parah.

Saat Solopos.com mengecek lokasi TPST tersebut, Kamis (16/3/2023), tak terlalu tercium bagi tak sedap dari jarak tertentu. Bau tidak sedap itu tercium hanya di lingkungan TPST karena sampah mengumpul di lokasi itu. Bahkan tak sedikit pemulung yang berada di antara tumpukan sampah.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Bau sampah di TPST Manding pun tak ditampik Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Ia menyebut baunya enggak umum dan semrawut.

Warga di RT 002/RW 023, Cantel Kulon, Hartoyo, menyampaikan ada tiga RT yang terdampak bau tidak sedap dari TPST, terutama saat habis hujan. Tiga RT itu dihuni sekitar 60 keluarga, yakni RT 002, RT 003, dan RT 004.

“Kalau habis hujan baunya lebih menyengat lagi. Katanya sudah dikasih obat supaya tidak bau, tetapi hanya sepekan. Bau yang dirasakan warga itu sudah setahun terakhir. Kami dulu sudah usul, warga yang terdampak ini dikasih insentif atau dibebaskan dari retribusi Rp3.000/bulan itu. Hingga sekarang, warga kami pun tetap bayar retribusi sampah seperti RT lainnya,” ujar Hartoyo.

Dia menyampaikan warga hanya menginginkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menyiasati supaya TPST itu tidak bau sehingga tidak mengganggu. Jika ada insentif warga akan menerima, tetapi yang penting lingkungan  sehat dan warga nyaman.

Warga RT 002 lain, Suprapdi, mengatakan pengangkutan sampah tak tuntas karena backhoe loader bermasalah. Sampah yang tertinggal lantas terkena hujan dan menimbulkan bau tak sedap.

“Sebenarnya sampah di TPST ini enggak sampai sehari sudah diangkut ke TPA [Tempat Pembuangan Akhir] di Tanggan, Gesi, Sragen. Dalam sehari itu ada 5-6 truk sampah yang membuang sampah ke TPST ini. Sampah dari Masaran saja masuknya ke sini,” ujar Suparpdi yang juga pengelola TPST tersebut saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis siang.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sragen, Rina Wijaya, segera menangani TPST Manding itu supaya tidak mengeluarkan bau dan memperbaiki fasilitas di sana yang rusak.

Kabid Pengolahan Sampah DLH Sragen, Lukman Farid, menjelaskan sampah di TPST Manding itu tidak sampai 24 jam sudah bersih. Ketika ada warga yang mengeluh bau sampah, menurutnya, itu hal biasa, paling saat habis hujan saja. “Kalau enggak hujan, enggak bau,” katanya.

Ia membenarkan dalam sehari bisa lima truk sampah  masuk ke TPST itu. Satu truk mengangku sampah 4 ton, sehingga sehari bisa sampai 20 ton. Sebagian sampah diolah untuk pupuk organik dan makanan magot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya