SOLOPOS.COM - Gunung Merapi (dok)

Gunung Merapi (dok)

BOYOLALI-Puncak Merapi terus mengalami perubahan. Hujan deras yang terjadi pada Selasa (21/2/2012) malam, ternyata juga berpengaruh pada bentuk kubah lava Merapi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Perubahan kondisi puncak itu disampaikan relawan Jaringan Informasi Lingkar (Jalin) Merapi, Mujianto, Rabu (22/2/2012). Menurutnya rekahan-rekanan di puncak Merapi menjadi semakin lebar akibat hujan lebat di puncak yang berlangsung hanya sekitar 10 menit. Namun, untuk memastikan perubahan yang terjadi, relawan Jalin Merapi akan kembali melakukan pendakian, Sabtu (25/2) malam.

“Perubahan bentuk kubah lava akibat hujan lebat itu kami peroleh dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta. Kami menduga yang berubah adalah kubah lava di sebelah timur karena di sana terdapat sejumlah rekahan yang lebarnya mencapai 35 cm,” kata Mujianto, ketika dihubungi Solopos.com, Rabu.

Mujianto menambahkan, dari informasi yang diterimanya dari BPPTK, sepanjang Selasa tidak ada aktivitas kegempaan di puncak. Status Merapi juga belum ada kenaikan meski aktivitas Merapi terus mengalami fluktuasi.

Sementara itu, warga di lereng Merapi diminta tenang menyikapi perkembangan aktivitas gunung teraktif di Pulau Jawa tersebut. Dengan menjaga kewaspadaan, warga lebih siap mengambil langkah antisipasi jika terjadi sesuatu dengan Merapi. Imbauan ini disampaikan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Hasanudin, Rabu.

“Kami akan terus berkoordinasi dengan BPPTK Yogyakarta dan Pos Pengamatan Merapi di Selo. Hasil koordinasi terakhir menunjukkan kondisi Merapi masih aktif normal, meski sedikit ada peningkatan aktivitas kegempaaan,” ujar Hasanudin.

Ditemui terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali, Sri Ardiningsih, Pemkab masih menunggu informasi resmi dari BPPTK sebelum mengambil langkah-langkah lanjutan. Namun secara prinsip,  Pemkab Boyolali sudah menyiapkan berbagai antisipasi menghadapi perkembangan aktivitas Merapi.

“Kalau sudah ada informasi dari BPPTK, baru kami memutuskan langkah-langkah apa yang akan diambil. Tapi kami sudah lebih siap dibanding ketika erupsi 2010, apalagi sekarang Boyolali sudah punya BPBD. Dana, persediaan logistik dan lain-lain juga sudah siap,” kata Sri Ardiningsih ketika dijumpai di ruang dinasnya, kemarin.

(JIBI/SOLOPOS/Yus Mei Sawitri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya