SOLOPOS.COM - Kondisi salah satu bagian Kali Jenes yang menjadi batas wilayah Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo beberapa waktu lalu. Sudah tingginya sedimentasi sungai yang bermuara di Bengawan Solo itu membuat warga di sekitarnya berharap pemerintah melakukan pengerukan, khususnya saat sudah memasuki musim hujan saat ini. (JIBI/SOLOPOS/Mahardini Nur Afifah)

Kondisi salah satu bagian Kali Jenes yang menjadi batas wilayah Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo beberapa waktu lalu. Sudah tingginya sedimentasi sungai yang bermuara di Bengawan Solo itu membuat warga di sekitarnya berharap pemerintah melakukan pengerukan, khususnya saat sudah memasuki musim hujan saat ini. (JIBI/SOLOPOS/Mahardini Nur Afifah)

SOLO — Warga sekitar Kali Jenes berharap ada pengerukan sedimen kali. Pasalnya sedimen cukup tinggi sehingga dikhawatirkan saat musim hujan akan menyebabkan banjir.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Biasanya kalau musim hujan datang, selalu banjir walau tidak tinggi dan tidak sampai masuk ke rumah warga. Tapi semakin lama kali semakin dangkal. Saya inginnya segera ada pengerukan kali untuk menghindari banjir,” ungkap Supardi, 52, warga Kampung Kidulpasar, kepada Solopos.com.

Dari pantauan di lapangan, kondisi kali sangat tidak terawat. Akibat musim kemarau, sedimentasi ditumbuhi tanaman liar, dipinggir kali terlihat banyak sampah. Selain itu juga ada longsoran tanah yang masuk ke sungai karena belum dibangun tanggul. Ketika Solopos.com mencoba mengonfirmasi kepada pihak Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWBS), Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan, Sukoco, mengungkapkan saat ini BBWBS belum memiliki rencana untuk mengeruk Kali Jenes. Selain itu, karena ukuran kali yang relatif kecil sehingga pemeliharaan diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo.

“Pemeliharaan Kali Jenes dikelola DPU Solo. Kami konsentraasinya pada wilayah sungai yang lebih besar. Tapi nanti biasanya tetap ada kerja sama dalam pengerukan. Jika DPU belum bisa melakukan pengerukan karena keterbatasan dana atau alat biasanya mengajukan bantuan ke BBWBS,” terang Sukoco.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Agus Joko Witiarso, mengungkapkan pengerukan Kali Jenes baru sebagian karena keterbatasan alat. Saat ini, DPU masih fokus pada drainase primer maupun sekunder. Menurut Agus, Kali Jenes termasuk anak sungai Bengawan Solo sehingga dalam pemeliharaan biasanya bekerja sama dengan BBWBS. Agus mengakui, sedimentasi anak sungai Bengawan Solo tinggi. Bahkan daya tampung kali hanya tinggal 50%. Namun begitu, dia mengaku kesulitan dalam melakukan pengerukan sedimen. Selain terkendala dana, juga karena bangunan terlalu mepet dengan tanggul kali. Selama ini, menurut Agus, pengerukan biasanya dilakukan secara manual sehingga membutuhkan waktu dan biaya tinggi.

“Kami memang telah memiliki anggaran pembelian eskavator dari APBD Perubahan. Namun eskavator tersebut baru akan tiba akhir November atau awal Desember. Jika eskavator sudah tiba, kami memang memprioritaskan Kali Pepe, Jenes, Boro dan Gajah Putih. Untuk Kali Anyar akan meminta bantuan BBWBS,” ungkap Agus kepada Solopos.com, Kamis (18/10/2012).

Menurut Agus, sedimentasi tinggi disebabkan karena banyaknya sampah dan erosi tanah yang terjadi di kali. Untuk itu, dia mengimbau kepada masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan tidak membuang sampah di kali. Selain itu, dia juga berharap sikap proaktif masyarakat. Menurut Agus, jika hanya pemerintah yang melakukan pemeliharaan semuanya akan sia-sia. Jika masyarakat masih membuang sampah di sungai, permasalahan mengenai sedimentasi akan terus berulang setiap tahunnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya