SOLOPOS.COM - Dr. Ardi Santoso, Sp.A., M.Kes. (kanan), menyampaikan materi dalam talkshow kesehatan dalam rangka peringatan HUT ke-2 Komunitas Sahabat Ibu di Alila Hotel Solo, Minggu (30/10/2022). (Solopos.com/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, SOLO — Komunitas Sahabat Ibu memiliki cara berbeda merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-2, tahun ini. Mereka memilih merayakan hari jadi dengan berbagi tips mengatasi anak susah makan atau dikenal dengan Gerakan Tutup Mulut (GTM).

Acara tersebut sekaligus menjadi rangkaian peringatan HUT ke-2 Komunitas Sahabat Ibu yang diselenggarakan di Alila Hotel Solo, Minggu (30/10/2022). Gerakan tutup mulut pada anak mungkin menjadi salah satu hal yang ditakuti orang tua. Bagaimanapun juga, orang tua akan khawatir jika anak susah makan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Nah, tips mencegah anak susah makan itu dikupas dalam talkshow kesehatan pada rangkaian HUT ke-2 Komunitas Sahabat Ibu di Alila Hotel, Minggu. Tujuan acara tersebut memberikan edukasi bermanfaat kepada para ibu yang menjadi anggota.

Talkshow kesehatan tentang gerakan tutup mulut pada anak itu menghadirkan dokter anak dan edukator kesehatan, dr. Ardi Santoso, Sp.A., M.Kes. Acara talkshow mengusung tema Tips Mengatasi Anak Susah Makan. Pada sesi talkshow, Ardi mengajak orang tua jeli memperhatikan pola makan anak. Bahkan, Ardi sempat menyebut GTM merupakan produk kegagalan ornag tua dalam mengenalkan konsep makan pada anak.

“Ini harus menjadi introspeksi bersama. GTM juga merupakan kegagalan orang tua berkompromi dengan diri sendiri. [Orang tua] tidak bisa menurunkan ekspektasi tentang hidup bahwa segala sesuatu tidak bisa berjalan seperti yang diinginkan. Ketiga, kegagalan orang tua memahami anak. Itu adalah kunci memandang GTM tidak bisa dari sisi orang tua, namun juga dari sisi anak,” jelas dia.

Baca Juga : Psikolog: Stres Dapat Sebabkan Anak Kena Gangguan Makan

Dia menjelaskan secara detail bahwa usia 1-6 bulan pada anak adalah fase penentuan menerapkan feeding rules (aturan makan) dengan baik. Hal itu harus menjadi perhatian agar pada umur setahun, anak tidak GTM atau pilih-pilih makanan. Jika feeding rules itu gagal maka kemungkinan akan berkelanjutan.

Selanjutnya, orang tua juga harus mengerti kebutuhan anak. Memberi makan anak, lanjutnya, disesuaikan dengan jam lapar anak. Dia juga menegaskan agar orang tua tidak menerapkan kekerasan atau paksaan dalam proses makan.

“GTM itu suatu protes dari anak. Kalau dia tidak suka atau bosan [terhadap makanan] yang tidak bisa disampaikan dengan perkataan,” lanjut dia.

Pada kesempatan itu Ardi juga menyinggung tentang pentingnya memberikan makanan pendamping air susu ibu (ASI) pada anak usia di atas enam bulan. Makanan pendamping dibutuhkan anak untuk mencukupi kebutuhan yang tidak lagi bisa dipenuhi ASI saat usia sudah lebih dari enam bulan.

Menu yang dibutuhkan mencakup karbohidrat, protein hewani, lemak, serta buah, dan sayur. Namun, tuturnya, buah dan sayur hanya untuk pengenalan. Buah dan sayur tidak disarankan untuk diberikan terlalu banyak karena bayi di bawah satu tahun belum terlalu siap mencerna serat. Di sisi lain, anak harus mengenal buah dan sayur untuk menyiapkan diri saat memasuki usia di atas satu tahun.

Baca Juga : Ini Nutrisi Penting untuk Tumbuh Kembang Anak

Dikonfirmasi secara terpisah, Ketua Panitia Acara HUT ke-2 Komunitas Sahabat Ibu, Femi Yuanti, mengatakan perayaan HUT ke-2 Sahabat Ibu sengaja dikemas berbeda dengan tahun sebelumnya. Hal itu untuk memberikan nilai lebih kepada para anggota. Perempuan yang juga Wakil Ketua Komunitas Sahabat Ibu itu menuturkan harapan agar para anggota komunitas dapat menambah wawasan selama mengikuti acara.

Melalui acara itu pihaknya juga ingin para anggota komunitas memiliki wawasan luas mengenai upaya mengatasi stunting dan alergi pada anak. “Tahun lalu hanya acara biasa. Tahun ini kami kemas dengan beda. Ada unsur edukasi melalui talkshow,” kata dia.

Ketua Komunitas Sahabat Ibu, Mariachi Gunawan, berharap pada HUT ke-2 Sahabat Ibu ini komunitas tersebut bisa lebih merangkul semakin banyak ibu-ibu untuk bergabung. Menurutnya seorang ibu butuh teman untuk saling berbagi informasi sebab menjadi seorang ibu tidaklah mudah.

“Ilmunya tidak habis-habis dan tidak ada di sekolahan. Kami ingin semua ibu yang butuh sharing, memiliki banyak teman. Dengan begitu ketika terjadi kasus tertentu pada si buah hati, ibu-ibu yang lain bisa saling memberikan informasi yang bermanfaat,” kata dia saat ditemui, Minggu.

Baca Juga : 5 Tips Mengajari Anak Disiplin dalam Kehidupan Sehari-Hari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya