SOLOPOS.COM - Suasana pawai pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-68 di Dukuh Sukorejo, Desa Duyungan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Minggu (18/8/2013). (Ika Yuniati/JIBI/Solopos)

    Suasana pawai pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-68 di Dukuh Sukorejo, Desa Duyungan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Minggu (18/8/2013). (Ika Yuniati/JIBI/Solopos)

Suasana pawai pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-68 di Dukuh Sukorejo, Desa Duyungan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Minggu (18/8/2013). (Ika Yuniati/JIBI/Solopos)

Potongan batu-bata terlihat di antara arak-arakan peserta pawai peringatan Hari Kemerdekaan Republik  Indonesia (RI) ke-68 di sepanjang jalan Desa Duyungan,  Kecamatan Sidoharjo,  Sragen, Minggu (18/8/2013) pagi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pada pawai kali ini,  warga menampilkan sesuatu yang beda.  Ya, dalam karnaval kali pertama setelah 20 tahun silam itu warga Dukuh Sukorejo, Desa Duyungan lebih banyak menampilkan potensi lokal di dukuh mereka seperti batu bata dan pertanian.

Tak hanya menenteng batu bata sebagai instrumen pawai. Peserta juga membawa sejumlah alat pertanian untuk dipamerkan .  Alat-alat pertanian seperti power tracer atau mesin perontok padi dan beberapa peralatan teknis lainnya tak luput dipamerkan. Peserta pawai pun beragam, mulai dari anak-anak hingga orangtua . Sebanyak 700 warga tiga RT di dukuh setempat  tampil kompak. Di sepanjang jalan, mereka terus meneriakkan yel-yel kemerdekaan sebagai pembakar semangat.

Ketua panitia sekaligus Ketua Karang Taruan Tunas Muda Bhakti, Dukuh Sukorejo, Sugiyanto, mengatakan selain untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI, acara itu juga digunakan sebagai ajang pengenalan potensi Dukuh Sukorejo, terutama usaha pembuatan batu bata.  Usaha pembuatan batu bata dilakoni hampir 75% penduduk di Dukuh Sukorejo.

“Saya sengaja mengenalkan potensi lokal dalam pawai ini agar Sukorejo dikenal banyak orang, terutama kearajinan pembuatan batu bata. Pembuatan batu bata saat ini masih manual, siapa tahu setelah acara ini, pemerintah bisa memberikan bantuan berupa mesin penghalus tanah liat biar pengrajin semakin dipermudah,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya