Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
SOLOPOS.COM - Sebuah gerbong KA ikut digunakan untuk memeriahkan upacara khusus pengibaran bendera untuk memperingati HUT proklamasi kemerdekaan RI di Stasiun KA Sukoharjo. (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)
Ratusan pelajar yang membawa bendera mereah putih ikut ambil bagian dalam upacara bendera menyambut HUT kemerdekaan RI di Stasiun KA Sukoharjo, Rabu (15/8/2012). (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)
“Stasiun ini banyak berjasa kepada masyarakat Sukoharjo, karena banyak digunakan sebagai sarana perjuangan masyarakat di masa penjajahan. Kereta api yang melintas di Sukoharjo ini dulu juga banyak dimanfaatkan sebagai sarana transportasi warga yang hendak ke Solo, Wonogiri dan Baturetno untuk berbagai keperluan,” papar Koordinator Aksi Hormat 3.000 Bendera, A Bimo “Kokor” Wijanarko kepada wartawan di sela-sela kegiatan. Selain itu pihaknya berencana mengusulkan kepada pemerintah agar bangunan itu dijadikan cagar budaya. Karena dia menilai Stasiun Sukoharjo sarat nilai-nilai historis yang pantas dilestarikan.
Menurut Kokor tiga SMK di Sukoharjo yang mendukung acara tersebut masing-masing SMK PGRI, SMK Bina Patria dan SMK Taman Siswa ditambah elemen masyarakat. Guna memperlancar acara ini pihaknya juga melibatkan aparat keamanan, tenaga kesehatan, pegawai stasiun dan sebagainya.
Para pelajar yang mengenakan seragam sekolah masing-masing kemarin juga tampak antusias mengikuti acara tersebut. Diawali dengan aksi mendorong gerbong kemerdekaan, ratusan siswa mengikuti upacara bendera unik di Stasiun Sukoharjo. Pada acara kemarin masing-masing siswa membawa satu bendera merah putih untuk dikibarkan pada upacara tersebut. Guna menyemarakkan suasana peserta aksi juga membentangkan bendera raksasa berukuran 16×12 meter miik Museum Rekor Sukoharjo (Muresko) di stasiun.
Sebuah gerbong KA ikut digunakan untuk memeriahkan upacara khusus pengibaran bendera untuk memperingati HUT proklamasi kemerdekaan RI di Stasiun KA Sukoharjo. (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)
Sedangkan Kepala Stasiun Sukoharjo, Elya Suryawinata menyatakan acara itu merupakan hal unik yang baru kali pertama dialaminya. Karena biasanya upacara semacam ini digelar di tanah lapangan seperti di Alun Alun dan sebagainya. “Saya bangga stasiun ini digunakan untuk kegiatan positif para pelajar,” kata Elya.