SOLOPOS.COM - Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan menggelar pementasan wayang kulit dengan lakon Bimo Krido di Lapangan Birawa Yudha Grup 2 Kopassus, Kartasura, Sukoharjo, Jumat (6/10/2023) malam. (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO – Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan menggelar pementasan wayang kulit dengan lakon Bimo Krido, Jumat (6/10/2023) malam, di Lapangan Birawa Yudha Grup 2 Kopassus, Kartasura, Sukoharjo.

Pergelaran wayang kulit digelar serentak di 78 lokasi di Indonesia dan di luar negeri dalam Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang jatuh pada setiap 5 Oktober. Ketua Panitia kegiatan, Mayor Inf. Aryudha Sakti mengatakan sajian pementasan tersebut mengusung konsep pesta rakyat.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dalam penyelenggaraan pentas wayang kulit di Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan turut disaksikan ratusan warga sekitar secara gratis. Mereka datang dari berbagai kalangan, tidak hanya orang tua, namun turut hadir pula masyarakat generasi muda.

“Seusai instruksi Panglima untuk memeriahkan HUT TNI, digelar kegiatan pentas wayang kulit di 78 lokasi baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Di mana di luar negeri terdapat empat wilayah dan di dalam negeri ada 74 lokasi,” ujarnya, Jumat malam.

Aryudha menambahkan, pentas wayang kulit sengaja digelar untuk memeriahkan HUT TNI demi menonjolkan nilai kebudayaan dan mempersatukan seluruh perbedaan yang ada di Indonesia melalui budaya. Diharapkan, negara tetap memiliki benteng untuk mempertahankan kedaulatan dari ideologi atau paham-paham dari luar negeri yang mungkin akan memecah belah persatuan.

Pergelaran wayang dipilih bukan tanpa sebab melainkan berupaya menyuguhkan tontonan yang penuh dengan tuntunan bagi masyarakat yang hadir. Perhelatan tersebut mengambil tema TNI Patriot NKRI Pengawal Demokrasi untuk Indonesia Maju. Dengan tema besar tersebut diharapkan TNI akan setia menjadi pengawal pertahanan negara dan bangsa. Termasuk setia bersinergi dengan masyarakat untuk bersama-sama dalam mendukung Indonesia maju.

“Pentas wayang kami mengusung konsep pesta rakyat di mana warga sekitar bisa menyaksikan wayang. Ini untuk memberikan makna hubungan baik antara TNI dengan masyarakat,” ungkapnya.

Pergelaran wayang di Lapangan Birawa Yudha tersebut menghadirkan Dalang Ki Maryono Ibrahim Saputra, adik dari mendiang Ki H. Manteb Soedharsono. Selain itu, pementasan juga menghadirkan pelawak Eko Gudel dan Widi Kocrit. Tampak kolaborasi antara dalang dan pelawak tersebut membuat pentas menjadi semarak dan meriah.

“Meriahnya acara ini membuktikan minat masyarakat Solo dan sekitarnya terhadap budaya Jawa masih cukup tinggi,” beber Aryudha. Lakon Bima Krida yang diusung dalam pementasan tersebut mengisahkan sepak terjang kesatria bernama Bima dalam menjaga negara menegakkan keadilan. Bima dikisahkan sebagai kesatria tangguh yang memiliki prinsip kuat dan teguh dalam pendirian.

Sosok Bima juga diibaratkan bak prajurit TNI yang juga setia dan teguh dalam menjaga dan mengawal keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia. Diharapkan dengan pertunjukan tersebut dapat menebarkan pesan bahwa berbuat atau bertindak kebaikan akan bermanfaat untuk nusa dan bangsa.

Sementara itu, melalui video call, Panglima TNI Yudo Margono menyapa satuannya di Amerika Serikat dan Suriname yang juga menggelar pementasan wayang kulit. “Kita jangan lelah untuk terus melestarikan kebudayaan, kesenian bangsa Indonesia. Jangan sampai orang Indonesia nanti malah nonton wayang di Amerika,” pesan Panglima Yudo live dari Mabes TNI Cilangkap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya