Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Bupati Wonogiri Danar Rahmanto tetap berperan penting sebagai Raden Mas Said, sementara Ketua DPRD Wawan Setya Nugraha, Kepala Kejaksaan Negeri Muhaji dan Dandim 0728 Wonogiri Kolonel (Inf) Murjoko berperan sebagai rakyat desa yang miskin dan tertindas. Sedangkan yang berperan sebagai berandal pengikut Belanda adalah Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sri Wiyoso, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Hernowo Narmodo dan Kepala Pengairan Energi dan Sumberdaya Mineral Arso Utoro.
Kisah mengambil tema Tri Dharma Mangkunegara yaitu melu handarbeni atau merasa ikut memiliki, melu hanggondheli atau ikut membela dan mulat sarira hangrasa wani atau berani instrospeksi diri.
Cerita diawali saat Raden Mas Said resah melihat kondisi saat itu yang dirongrong penjajah Belanda. Rakyatnya yang miskin selalu ditindas berandal yang dipengaruhi Belanda. Ia bersama anak buahnya berencana berperang melawan berandal yang ada di Dusun Nglaroh, Desa Pule, Kecamatan Selogiri. Cerita itu pula yang menjadikan sejarah berdirinya pemerintahan Kabupaten Wonogiri.
Pertunjukan juga diselingi dengan penampilan dari bintang tamu Jo Leno dan seniman muda Surakarta yang mampu mengocok perut para penonton. Mereka menghibur dengan guyonan ringan, tapi sarat makna.