SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

DIKURUNG--Tukijem, 30, warga Jelok, Sumberejo, Jatisrono itu dikurung di halaman belakang rumah orangtuanya. Foto diambil Selasa (6/12/2011). (JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP)

Wonogiri (Solopos.com)–Dua warga di Desa Sambirejo, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri dikurung oleh keluarganya di rumah masing-masing. Dua orang tersebut bernama Tukijem, 30 dan Kasriyanto, 47.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Tukijem ditempatkan di dalam kamar tersendiri di halaman belakang rumah orangtuanya. Di kamar itu hanya ada satu tempat tidur dari kayu dan sebuah jendela agar ia bisa memanggil orangtuanya jika ingin makan atau membutuhkan sesuatu.

Menurut ibunya, Miyem, 90, Tukijem dikurung di dalam kamar sekitar 20 tahun lalu saat usianya 10 tahun karena sering berteriak-teriak dan ditakuti warga.

“Dia masih makan banyak sampai-sampai satu cething (tempat nasi-red) habis, tetapi dia tidak mau mandi. Saya pernah memandikan, tetapi di malah menggigit saya,” ungkapnya saat ditemui wartawan di kediamannya, Selasa (6/12/2011).

Tukijem merupakan anak terakhir dari lima bersaudara. Ia yang jarang memakai pakaian, tidak pernah terserang sakit. Jika ia tidak bisa tidur, Miyem akan memberinya obat antimo agar bisa tidur. Tukijem juga tidak mau minum air selain air putih dari gentong.

Jika siang hari, ia selalu berteriak-teriak hingga terdengar hampir ke seluruh rumah warga di sekitarnya. Orangtuanya tidak pernah memeriksakan Tukijem ke dokter, tetapi hanya memeriksakan ke seorang paranormal atau biasa disebut orang pintar.

Serupa dengan nasib Kasriyanto yang rumahnya tidak jauh dari Tukijem. Sang adik, Kasno, 44, yang merawatnya mengatakan awalnya kakaknya itu sakit panas dan kejang-kejang saat masih kecil.

Lambat laun ia menjadi sering lupa jika pergi dari rumah sehingga tidak dapat kembali ke rumah.  “Daripada pergi tidak jelas dan dan tidak bisa kembali ke rumah, maka keluarga mengurung di rumah kosong milik keluarga di sebelah rumah saya. Jika dibiarkan, kami juga yang repot karena harus mencarinya jika hilang,” ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Selasa.

Ia menambahkan, terkadang ia juga mengajak keluar kakaknya itu saat ia berada di rumah. Jika ia sedang merantau di luar kota, maka adiknya tersebut berada di rumah kosong tersebut.

Berbeda dengan Tukijem yang sering berteriak-teriak, Kasriyanto merupakan orang yang pendiam. Keluarganya pernah memeriksakan Kasriyanto ke dokter, tetapi tidak ada solusi yang berarti.

Sementara Kades Sambirejo, Budi Sunarto, menyatakan maksud keluarga untuk mengurung warga tersebut bukan menyiksa dan bertujuan agar tidak hilang.

“Jika keluar dari rumah biasanya mereka sulit kembali ke rumah. Jadi, menyulitkan keluarga karena harus mencari hingga ketemu,” jelasnya saat menemani wartawan.

Ia pun berharap ada perhatian dari Pemkab untuk membantu kehidupan warga tersebut.

(aak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya