Soloraya
Rabu, 7 Desember 2011 - 09:40 WIB

Idap gangguan jiwa, dua warga Jatisrono dikurung

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

DIKURUNG--Tukijem, 30, warga Jelok, Sumberejo, Jatisrono itu dikurung di halaman belakang rumah orangtuanya. Foto diambil Selasa (6/12/2011). (JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP)

Wonogiri (Solopos.com)–Dua warga di Desa Sambirejo, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri dikurung oleh keluarganya di rumah masing-masing. Dua orang tersebut bernama Tukijem, 30 dan Kasriyanto, 47.

Advertisement

Tukijem ditempatkan di dalam kamar tersendiri di halaman belakang rumah orangtuanya. Di kamar itu hanya ada satu tempat tidur dari kayu dan sebuah jendela agar ia bisa memanggil orangtuanya jika ingin makan atau membutuhkan sesuatu.

Menurut ibunya, Miyem, 90, Tukijem dikurung di dalam kamar sekitar 20 tahun lalu saat usianya 10 tahun karena sering berteriak-teriak dan ditakuti warga.

Advertisement

Menurut ibunya, Miyem, 90, Tukijem dikurung di dalam kamar sekitar 20 tahun lalu saat usianya 10 tahun karena sering berteriak-teriak dan ditakuti warga.

“Dia masih makan banyak sampai-sampai satu cething (tempat nasi-red) habis, tetapi dia tidak mau mandi. Saya pernah memandikan, tetapi di malah menggigit saya,” ungkapnya saat ditemui wartawan di kediamannya, Selasa (6/12/2011).

Tukijem merupakan anak terakhir dari lima bersaudara. Ia yang jarang memakai pakaian, tidak pernah terserang sakit. Jika ia tidak bisa tidur, Miyem akan memberinya obat antimo agar bisa tidur. Tukijem juga tidak mau minum air selain air putih dari gentong.

Advertisement

Serupa dengan nasib Kasriyanto yang rumahnya tidak jauh dari Tukijem. Sang adik, Kasno, 44, yang merawatnya mengatakan awalnya kakaknya itu sakit panas dan kejang-kejang saat masih kecil.

Lambat laun ia menjadi sering lupa jika pergi dari rumah sehingga tidak dapat kembali ke rumah.  “Daripada pergi tidak jelas dan dan tidak bisa kembali ke rumah, maka keluarga mengurung di rumah kosong milik keluarga di sebelah rumah saya. Jika dibiarkan, kami juga yang repot karena harus mencarinya jika hilang,” ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Selasa.

Ia menambahkan, terkadang ia juga mengajak keluar kakaknya itu saat ia berada di rumah. Jika ia sedang merantau di luar kota, maka adiknya tersebut berada di rumah kosong tersebut.

Advertisement

Berbeda dengan Tukijem yang sering berteriak-teriak, Kasriyanto merupakan orang yang pendiam. Keluarganya pernah memeriksakan Kasriyanto ke dokter, tetapi tidak ada solusi yang berarti.

Sementara Kades Sambirejo, Budi Sunarto, menyatakan maksud keluarga untuk mengurung warga tersebut bukan menyiksa dan bertujuan agar tidak hilang.

“Jika keluar dari rumah biasanya mereka sulit kembali ke rumah. Jadi, menyulitkan keluarga karena harus mencari hingga ketemu,” jelasnya saat menemani wartawan.

Advertisement

Ia pun berharap ada perhatian dari Pemkab untuk membantu kehidupan warga tersebut.

(aak)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif