SOLOPOS.COM - Riyanti, 53, kakak kandung R, terduga korban mutilasi, saat ditemui di indekosnya di Mantung, Sanggrahan, Grogol, Rabu (23/5/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SUKOHARJO — Identitas jenazah terduga korban mutilasi terungkap, yakni seorang pria berinisial R, warga Kampung Keprabon Wetan RT 002/RW 003, Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Solo, Namun begitu, keluarga korban belum sepenuhnya yakin. Mereka masih menaruh harapan R masih hidup.

Kerabat korban, Maryani, 68, yang ditemui di rumahnya di Jl. Merak No. 18 RT 008/RW 020, Ngruki, Cemani, Kecamatan Grogol, Sukoharjo masih berharap jenazah yang ditemukan terpotong-potong di perbatasan Solo-Sukoharjo itu bukan R.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Dari kecil [korban] pendiam, maka kalau ada isu ini saya kaget. Kok ya tega-tegane wonge [pelakunya]. Nek kurang ajar, sok mendem, mungkin wis ben. Nek ngeneki muga-muga mung isu ya,” harap Maryani pada wartawan.

Maryani mengaku sering membersamai korban sejak kecil. Bahkan menurutnya jalan hidup yang dilalui R tak mudah. Sejak kecil ia harus hidup bersama neneknya lantaran sang ibu telah tiada sementara ayahnya berada di Kebumen. “Awit cilik ketulo-tulo. [Sejak kecil hidupnya menderita],” ungkap Maryani.

Maryani sempat tak berjumpa dengan R selama 25 tahun lebih. Enam bulan terakhir R sempat menanyakan kabar kakaknya saat bertemu di rumah Maryani. Di pertemuan kali terakhirnya itu R yang cukup tertutup tak pernah menceritakan apa yang dilaluinya.

Kali terakhir Maryani hanya mengetahui jika R sempat bekerja menjadi tukang kebun di sebuah sekolah di Solo. Namun Maryani tak mengetahui lokasi terakhir R tinggal. Bahkan ia juga tak tahu jika R memiliki tato di tubuhnya.

Sementara itu, kakak korban, Riyanti, 53 yang ditemui di indekosnya di Dukuh Mantung, Sanggrahan, Grogol, mengatakan adiknya kali terakhir bekerja serabutan mengurus burung kicau di Telukan, Grogol. “Saya masih mencoba menghubungi saudara di rumah bapak saya. Saya merasa itu bukan adik saya karena firasat saya masih kuat. Insyaallah bukan adik saya. Kalau tidak di tempat kerja kemungkinan di rumah bapak saya,” ungkap Riyanti.

Ia mengaku kali terakhir bertemu dengan adik lelakinya itu dua pekan lalu saat takziah di rumah seorang teman. Ia menyebut R tidak memiliki masalah dengan siapa pun. Bahkan R menurutnya cukup pendiam dan baik. Soal adanya tato di tubuh R,  ia mengaku tak tahu.

Bercak Darah

Sementara itu Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit, melalui Kasatreskrim, AKP Teguh Prasetyo, mengatakan berdasarkan hasil penyelidikan sejauh ini identitas korban mengarah pada pria asal Solo berinisial R alias M. Namun hingga kini masih dalam tahap penyelidikan karena secara scientific atau secara laboratoris belum bisa dipastikan 100%.

“Sejauh ini belum ada laporan yang masuk ke Polres Sukoharjo maupun Polsek Grogol terkait korban. Karena terduga korban tinggal sendiri, belum berkeluarga [berdasarkan identitas terduga korban]. Itu yang menjadi kendala karena belum ada laporan ke kami,” sambung Teguh.

Polres Sukoharjo juga menemukan bercak darah di dekat jembatan Sungai Pringgolayan di Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Sukoharjo. Di sana potongan tubuh pertama korban ditemukan.

“Bercak darah ditemukan di atas jembatan. Bisa jadi kemungkinan [potongan tubuh dibuang dari atas jembatan tersebut],” ungkap Kasatreskrim, Rabu.

Berdasarkan hasil pengecekan Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jateng, Teguh mengungkapkan hasil bercak darah tersebut sekilas merupakan darah manusia. Kendati demikian ia belum bisa memastikan apakah temuan bercak darah tersebut merupakan milik korban. Saat ini hasil tersebut sedang dicocokkan dengan sampel tulang yang diautopsi di RSUD dr. Moewardi Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya