SOLOPOS.COM - Setelah menjaga dan mengatur lalu lintas jalannya Salat Iduladha MTA, para satgas MTA menjalankan ibadah Salat Iduladha belakangan di halaman parkir Gelora Manahan, Banjarsari, Solo, Sabtu (4/10/2014). (Tri Rahayu/JJIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO—Majelis Tafsih Alquran (MTA) menyembelih lebih dari 3.000 ekor hewan kurban berupa sapi dan kambing selama empat hari, terhitung sejak Sabtu (4/10/2014).

Penyembelihan hewan kurban dipusatkan di tiga lokasi, yakni di Semanggi Solo, Polokarto Kabupaten Sukoharjo, dan Matesih Kabupaten Karanganyar.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Berdasarkan data hewan kurban MTA pada 2013, hewan kurban yang disembelih terdiri atas 620 ekor sapi dan 2.500 ekor kambing. Ketua Umum MTA, Ahmad Sukina, saat ditemui wartawan di SMA MTA Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (4/10/2014), mengatakan jumlah hewan kurban itu selalu meningkat pada setiap tahunnya. Otomatis jumlah penerima daging hewan kurban pun bertambah.

“Setiap tahun, MTA selalu melakukan penyembelihan hewan kurban yang dipusatkan di tiga tempat, salah satunya di Semanggi. Teknik penyembelihannya bisa dilihat sendiri. Ada panitia khusus untuk menyembelih, menguliti, menimbang dagingnya, kemudian dikemas dengan besek, dan dibagikan kepada para mustahik,” jelas dia didampingi pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat, Jenderal Pol. (purn) Anton Tabah.
Menurut Sukina, jumlah hewan kurban secara kumulatif akan diketahui di hari terakhir penyembelihan, Selasa (7/10). Jumlah hewan kurban di Semanggi pada Sabtu, sebanyak 61 ekor sapi dan 195 ekor kambing. Khusus MTA Wonogiri mengadakan penyembelihan hewan kurban sendiri. Selain mendapat daging para mustahik juga menerima beras.

“Jangan sampai mereka [mustahik] menerima daging tapi tak punya beras. Daging kurban ini tidak boleh dijual. Agar tidak terjadi seperti itu, makanya MTA juga memberi beras. Hari ini [Sabtu], memang hanya 61 ekor, tapi pada hari berikutnya bisa bertambah karena proses penyembelihannya dimulai sejak Subuh,” urai dia.

Proses penyembelihan hewan kurban sampai pembagian daging kurban melibatkan seribuan orang panitia. Anton Tabah mengapresiasi teknik bekurban yang dilakukan MTA dengan cara-cara yang syar’i atau memenuhi syarat agama, higienis, dan perikebinatangan.

“Sebelum disembelih, hewan kurban diposisikan di tempat yang tertutup. Hewan-hewan itu, kata dia, tidak bisa melihat teman-temannya yang disembelih. Kalau penitia lain biasanya terbuka tanpa hijab,” tutur dia.

Selain tiga hal itu, Anton juga memuji teknik pembagian daging dengan mendatangi fakir-miskin. Dengan cara itu, Anton menyatakan sasaran pemberian daging kurban bisa tepat.

“Kalau fakir miskin ini diundang, mereka seperti terhina dan efek sampingnya terjadi rebutan. Kasus pembagian uang Rp50.000/orang yang dilakukan Pak JK [Jusuf Kalla], ternyata berakibat dua orang tewas,” imbuhnya.

Anton meminta pemerintah pusat merespons cara yang dilakukan MTA. Teknik itu bukan sekadar dipuji, tetapi juga disosialisasikan kepada komunitas.

Sementara, Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Solo, Tenang Pranata, menerangkan penyembelihan hewan kurban di keluarga besar Muhammadiyah Solo dikelola oleh masing-masing takmir masjid di 54 Ranting Muhammadiyah. Tak semua Ranting melakukan penyembelihan hewan kurban pada Sabtu, tetapi ada yang memulai Minggu (5/10) hingga Selasa besok.

“Kami belum bisa menghitung jumlah hewan kurban secara kumulatif di Kota Solo. Biasanya jumlah hewan kurban itu meningkat setiap tahunnya. Di hari tasrik terakhir, laporan jumlah hewan kurban itu baru masuk ke PDAM,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya