SOLOPOS.COM - Pedagang menunjukkan kipas yang dijual di Pasar Legi Solo, Senin (21/9/2015). Menjelang Idul Adha, permintaan peralatan untuk membuat satai meningkat tajam. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)
Idul Adha 2015 sudah dekat sehingga pedagang menambah stok peralatan untuk membikin satai.
Solopos.com, SOLO — Sejumlah pedagang di Pasar Legi Solo menambah stok tusuk satai dan kipas menjelang Idul Adha 2015. Hal itu untuk mengantisipasi lonjakan permintaan dari tradisi masyarakat yang sering membuat satai saat perayaan Hari Raya Kurban.
Salah satu pedagang, Menik, mengaku sudah merasakan lonjakan permintaan tusuk satai beberapa hari terakhir. Pembeli didominasi oleh tengkulak yang akan menjualnya kembali kepada konsumen.
Biasanya, dalam sehari belum tentu dia berhasil menjual tusuk satai. Kini, tiap hari dia bisa menjual hingga ratusan tusuk. Dia pun menambah stok hingga ribuan tusuk satai per hari.
“Sekarang sudah mulai banyak yang membeli tusuk satai. Mendekati Idul Adha ini bisa sepuluh sampai sepuluh hingga 50 ikat [satu ikat berisi seratus tusuk satai],” ungkapnya saat ditemui wartawan di kiosnya, Senin.
Lonjakan permintaan tersebut membuat harga tusuk satai naik hingga 30% dari Rp3.000/ikat menjadi Rp4.000/ikat.
Pedagang yang lain, Sugiyem, mengungkapkan kenaikan harga tersebut terjadi seiring banyaknya permintaan tusuk satai dari pembeli.
“Beberapa bahan baku untuk membuat satai juga banyak yang mengalami kenaikan, seperti jahe, kunir dan serai,” paparnya kepada wartawan, Senin. Dia menyebutkan, jahe yang semula Rp10.000/kg, kini naik menjadi Rp12.000/kg.
Kunir maupun serai yang semula Rp5.000/kg, kini naik menjadi Rp6.000/kg. Sedangkan, daun jeruk masih tetap tinggi di kisaran Rp20.000/kg.
Selain itu, dia menyiapkan peralatan yang biasanya diburu pembeli saat perayaan kurban. Peralatan itu di antaranya, kipas, telenan, hingga tungku.
Dia menjual kipas seharga 1.500/biji, telenan Rp15.000 hingga Rp30.000/buah, dan tungku seharga Rp10.000 hingga Rp25.000/buah.