SOLOPOS.COM - Petugas dari Bidang Peternakan Dinas Pertanian Klaten mengecek kondisi kambing yang dijual di Pasar Plembon, Klaten Utara, Klaten, Jumat (18/9/2015). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Iduladha 2015 tinggal menghitung hari. Dispertan Klaten memperketat pengawan hewan kurban.

Solopos.com, KLATEN – Petugas dari Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten memperketat pengawasan kesehatan hewan ternak menjelang Iduladha 2015. Tak hanya menyisir sejumlah pasar, mereka juga mengecek ke pedagang ternak dadakan yang biasa berjualan di tepi jalan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kabid Peternakan Dispertan Klaten, Sri Muryani, menjelaskan tim dibentuk guna melakukan pengawasan ternak ke pasar hewan serta pengepul.

“Pemantauan ke masjid yang jumlah pemotongan banyak selama ada permintaan dari takmir. Memang kalau dilihat dari luar kondisinya bagus. Tetapi, ketika dipotong bisa jadi ditemukan sapi dengan hati mengandung cacing serta telurnya,” ungkap dia saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (18/9/2015).

Berdasarkan data di Bidang Peternakan, pada 2014 lalu jumlah hewan kurban yakni sapi 6.588 ekor, domba 3.411 ekor, serta kambing 10.977 ekor. Diperkirakan, jumlah hewan kurban tahun ini menurun.

“Mungkin tahun ini jumlah hewan kurban menurun karena harga sapi mahal serta kondisi perekonomian juga sedang tidak bagus,” urai dia.

Dokter hewan Dispertan Klaten, Dewi Agus Rina, mengatakan pengawasan hewan kurban juga dilakukan ke penjual dadakan yang biasa berjualan di tepi jalan. Saat ini, pedagang dadakan itu mulai bermunculan seperti di wilayah Jatinom dan Ngawen.

“Di Klaten ada lima UPT Dispertan. Nanti tim di setiap UPT tentu melakukan pemantauan di wilayah masing-masing termasuk ke pedagang dadakan. Itu perlu perhatian lebih karena biasanya mendatangkan hewan ternak dari luar daerah,” kata dia.

Sementara itu, saat pemeriksaan hewan di Pasar Plembon, Klaten Utara, petugas menemukan beberapa kambing yang dijual pedagang menderita scabies atau kudis. Selain itu, sejumlah ternak juga diduga menderita cacingan.

“Tadi ada yang mengalami scabies langsung kami semprotkan obat agar segera sembuh. Beberapa ada yang seperti cacingan. Tetapi, kami tidak tahu itu nanti dijual untuk kurban atau dipelihara. Kami sudah minta ke pemilik untuk segera memberi obat cacing,” ungkapnya.

Sejumlah pedagang mengeluhkan penurunan jumlah pembeli hewan kurban tahun ini. Pasalnya, harga kambing dan sapi pada Iduladha kali ini lebih mahal dibanding 2014. Harga satu ekor sapi pada 2014 lalu berkisar Rp16 juta. Sementara, harga sapi tahun ini mencapai Rp17 juta/ekor.

Turunnya jumlah pembelian hewan kurban juga dialami para pedagang kambing. Salah satu pedagang kambing di Pasar Plembon, Sutrisno, mengatakan kambing yang ia jual baru laku sekitar tiga ekor selama dua pekan terakhir.

Kondisi itu berbeda dibanding tahun sebelumnya dengan jumlah kambing yang dijual mencapai 15 ekor.

“Tahun ini pembeli agak sepi. Mungkin banyak yang kurban sapi. Memang harganya lebih mahal tahun ini. Saat ini sekitar Rp2,2 juta/ekor,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya