SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/dok)

Iduladha 2015 kali ini rumah pemotongan hewan (RPH) mendapat kiriman puluhan hewan kurban.

Solopos.com, SRAGEN—Rumah pemotongan hewan (RPH) Nglangon milik Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Sragen dibanjiri sapi kurban pada Iduladha, Kamis (24/9/2015).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Para panitia kurban di Sragen Kota memilih menyembelihkan sapi kurban di RPH karena keterbatasan lahan.

Para warga dari berbagai daerah berbondong-bondong membawa sapi kurban setelah menjalankan ibadah Salat Iduladha. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) RPH Dinakan Sragen menerjunkan tim yang beranggotakan 25 orang jagal untuk meladeni permintaan warga. Mereka mengenakan biaya senilai Rp350.000/ekor untuk jasa penyembelihan dan pengulitan hewan kurban.

Ketua RW 019, Kuwungsari, Sragen Kulon, Tasripin, saat ditemui wartawan, Kamis siang, mengaku selama bertahun-tahun warga Kuwungsari menggunakan jasa RPH untuk penyembelihan sapi kurban.

Dia membawa lima ekor sapi pada perayaan Hari Raya Kurban tahun ini. Dia menilai sanitasi di RPH sudah memenuhi standar dan dilengkapi dengan instalasi pengolahan limbah (IPAL) sehingga tidak berdampak pada lingkungan.

“Selain itu, ada petugas pengawas hewan kurban di RPH. Para petugas itu tahu betul sapi yang sudah layak dipotong dan yang belum. Termasuk ketika ada indikasi penyakit juga bisa diketahui langsung para petugas itu. Daging kurban itu tinggal dibawa ke balai RW untuk dibagikan kepada warga sekitar,” kata Tasripin yang juga Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sragen.

Dia tidak tahu biaya pemotongan hewan kurban. Dia mengatakan yang jelas ada semacam pajak yang dibebankan kepada warga yang memotongkan hewan kurban di RPH. Hal senada juga disampaikan panitia kurban RW 010 Krapyak, Sragen Wetan, Jono, 50, saat ditemui solopos.com secara terpisah. Jono harus antre berjam-jam untuk menunggu giliran. Keenam ekor sapinya ditempatkan pada lokasi peristirahatan hewan sebelum disembelih.

“Kami baru tiga tahun terakhir menyembelihkan sapi kurban di RPH. Kalau di RPH ini hanya khusus untuk pemotongan hewan dan pengulitan,” katanya.

Sementara, seorang mantri RPH, Rumadi, mengatakan untuk melayani warga UPTD RPH menyediakan 25 orang jagal yang bertugas menyembelih dan menguliti hewan kurban. Dia mengaku jumlah hewan kurban yang masuk ke RPH pada tahun ini menurun bila dibandingkan tahun lalu. Dia mengatakan biasanya jumlah hewan kurban yang disembelih di RPH rata-rata 40 ekor pada setiap tahunnya.

“Ya baru pada tahun ini jumlah hewan kurban yang masuk ke RPH berkurang di bawah 40 ekor. Maksimalnya 39 ekor khusus pada hari ini [kemarin]. Pada hari kedua dan ketiga Iduladha biasanya sedikit hanya 8-9 ekor per hari. Penurunan itu disebabkan harga sapi melambung tinggi,” ujar dia.

Rumadi memang memasang tarif untuk jasa penyembelihan dan pengulitan hewan kurban senilai Rp350.000/ekor. Selain itu, dia juga memasang tarif kebersihan RPH senilai Rp20.000/ekor.

“Kalau untuk tarif kebersihan itu sifatnya sukarela. Soalnya ada yang ngasih dan ada yang tidak memberi sama sekali. Ya tergantung kesadaran warga,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya