SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, di kantornya, Rabu (12/6/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali menyiapkan 10 tim pemantau untuk mengecek kesehatan antemortem (sebelum) dan postmortem (setelah) penyembelihan hewan kurban pada Iduladha pekan depan.

Kepala Disnakkan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, mengatakan sebelum hari penyembelihan, tim antemortem bakal mengecek kesehatan hewan secara sampling di peternakan hewan dan semua pasar hewan pada hari pasaran.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ada lima tim dari UPT Puskeswan dan sisanya dari Disnakkan Boyolali. Selanjutnya, saat postmortem, tim akan berkeliling ke wilayah takmir yang memiliki hewan kurban dalam jumlah banyak.

Lusi mengatakan untuk pemeriksaan antemortem itu meliputi gejala klinis seperti Lumpy Skin Disease (LSD) dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sapi yang terdapat gejala tersebut bakal segera diobati.

“Manakala nanti saat Iduladha baru kelihatan gejala klinisnya, itu ada fatwa MUI Nomor 34 Tahun 2023 [yang menyatakan] untuk gejala ringan enggak masalah. Yang penting enggak sampai ndeprok [tidak bisa berdiri]. Kalau LSD yang penting tidak merata dan belum sampai basah,” jelasnya saat ditemui wartawan di Kantor Disnakkan Boyolali, Rabu (12/6/2024).

Ia mengimbau takmir atau petugas penyembelihan hewan kurban ketika ada hewan yang memiliki gejala klinis ringan LSD dan PMK agar disembelih paling akhir. Selain itu, hewan bergejala PMK, kepala dan kakinya tidak boleh dikonsumsi dan harus dimusnahkan baik dibakar atau dikubur.

Lusia mengatakan belum mendapatkan laporan terkait temuan hewan bergejala PMK dan LSD dalam pemeriksaan antemortem tim Disnakkan Boyolali sejauh ini.

Gunakan Wadah Ramah Lingkungan

Kemudian untuk pemeriksaan postmortem, tim Disnakkan Boyolali juga bakal memeriksa hati hewan kurban. Jika ditemukan kerut dan cacing di hati hewan tersebut, hati tersebut harus dimusnahkan.

Lebih lanjut, Lusi menjelaskan Disnakkan Boyolali mencatat ketersediaan hewan ternak di Boyolali ada sekitar 21.000 ekor. Jumlah itu naik dibanding Iduladha 2023 yang hanya 13.000 ekor. “Imbauan kami kepada masyarakat agar memilih ternak yang sesuai dengan syariat, sehat, juga disembelih dengan cara yang benar,” terang dia.

Ia juga meminta agar pembagian hewan kurban tidak menggunakan banyak kantong plastik melainkan wadah yang ramah lingkungan seperti daun dan besek. Selain untuk mengurangi limbah plastik, ia mengatakan wadah ramah lingkungan juga bagus untuk kesehatan daging.

Sebelumnya, untuk para takmir dan panitia kurban, Disnakkan Boyolali sudah mengimbau agar melakukan disinfeksi sebelum dan sesudah pemotongan hewan kurban. Begitu juga dengan pedagang hewan kurban untuk melakukan disinfeksi secara berkala. Terlebih ketika mendapat hewan ternak baru. Hal itu untuk menghindari penyebaran virus.

Terkait pengawasan lalu lintas hewan kurban jelang Iduladha, Disnakkan Boyolali menegaskan semua hewan yang diperdagangkan harus dilengkapi surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dan Sertifikat Veteriner (SV).

Kedua dokumen itu bisa diakses di laman https://lalulintas.isikhnas.com/. Hal tersebut guna menghindari pemalsuan SKKH yang dikeluarkan Pejabat Otoritas Veteriner (POV) setempat. Lusi menyampaikan sudah banyak pedagang yang mengurus SKKH ke Disnakkan Boyolali dengan tujuan lintas kabupaten dan provinsi.

“Tujuan luar provinsi ada dari Lampung, Jakarta, Jawa Barat, dan sebagainya. Untuk luar provinsi ditambah sampel hasil lab, misal ada 100 ekor, minimal 10 harus sampling ke lab dulu. Kalau lintas kabupaten enggak usah menyertakan hasil lab. Itu untuk pengendalian penyakit hewan menular,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya