Solopos.com, WONOGIRI — Penjualan ternak sapi, kambing, dan domba di Wonogiri diprediksi meningkat menjelang Iduladha pada Juni 2024. Nilai transaksi hewan ternak untuk kurban di Wonogiri berpotensi mencapai ratusan miliar rupiah.
Berdasarkan Data Dinas Pertanian (Dispertan) Wonogiri, pada 2023 lalu, ternak sapi yang dijual untuk keperluan kurban sebanyak 7.514 ekor, kambing 15.025 ekor, dan domba 1.669 ekor. Jumlah itu termasuk hewan kurban yang dikirim keluar daerah.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Jumlah ternak di Wonogiri yang dijual untuk keperluan kurban pada 2024 ini diperkirakan tidak berbeda jauh. Sebab setiap tahun jumlah hewan kurban yang dijual di dalam maupun luar daerah tidak berubah secara signifikan.
Sejumlah peternak di Wonogiri menyebut harga jual sapi saat musim kurban paling murah sekitar Rp20 juta/ekor, sedangkan kambing dan domba paling murah Rp2 juta/ekor. Mengacu data tersebut, nilai transaksi atau perdagangan hewan ternak kurban di Wonogiri mencapai ratusan miliar rupiah.
Jika dihitung dengan asumsi harga jual terendah dan mengacu jumlah penjualan ternak kurban pada 2023 di Wonogiri, nilai perdagangan sapi dalam satu musim Lebaran Haji mencapai Rp150,2 miliar. Lalu nilai perdagangan domba dan kambing Rp33,3 miliar. Dengan demikian, dalam satu musim kurban perputaran uang dari hasil penjualan ternak kurban paling sedikit Rp183,6 miliar.
Pengusaha peternakan sapi asal Bulukerto, Wonogiri, Teguh Topo, mengatakan harga sapi saat musim kurban mulai Rp20 juta-Rp100 juta juta per ekor tergantung jenis dan massa atau bobot sapi.
Harga itu biasanya mulai berlaku sejak sebulan sebelum Iduladha. Saat hari-hari biasa harga sapi lebih rendah dari itu. Permintaan sapi pada musim kurban pun bisa meningkat tiga kali lipat.
Kenaikan Harga
Pemilik Sapipedia Wonogiri ini mengaku pada hari biasa, sapi yang terjual sebanyak 200-300 ekor per bulan. Sementara menjelang Iduladha sapi yang terjual bisa mencapai 700-800 ekor dalam sebulan. Teguh menjual sapi-sapi itu di Wonogiri dan luar kota seperti di Jabodetabek, Yogyakarta, sejumlah daerah di Jawa Tengah, serta Jawa Timur.
“Kalau saya menyediakan beberapa jenis sapi, ada limosin, simental, pegon, PO [peranakan ongole], dan lainnya. Harganya bervariasi, paling murah Rp20 juta/ekor, termahal Rp100-an juta/ekor yang beratnya sampai satu ton,” kata Teguh saat dihubungi Solopos.com, Rabu (29/5/2024).
Pengusaha ternak asal Purwantoro, Wonogiri, Joko Andoyo, mengatakan permintaan kambing untuk kurban saat ini belum terlalu meningkat. Harga kambing juga belum naik. Dia memperkirakan permintaan kambing akan melonjak tinggi pada H-10 Iduladha. Kenaikan harga jual kambing bisa mencapai 10% dari harga Rp2 juta-Rp3 juta per ekor.
Joko mengatakan dalam satu siklus hari pasaran, dia biasa menjual 25-30 ekor kambing. Dia menjual dan membeli kambing hanya di seputar Soloraya dan beberapa daerah di Jawa Timur. “Kalau menjelang musim kurban biasanya bisa sampai 50-an ekor lebih yang terjual sepasaran,” ujar dia.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Wonogiri, Nunuk Wulandari, menyampaikan populasi sapi jantan dewasa yang sudah masuk kualifikasi hewan kurban saat ini tercatat sebanyak 14.457 ekor. Sementara kambing dan domba masing-masing 59.461 ekor dan 35.681 ekor.
Hewan-hewan ternak tersebut mayoritas ada di peternakan rakyat dan sebagian kecil di peternakan kelas besar. Para peternak itu rata-rata juga petani. Momen Iduladha menjadi momen bagi mereka untuk menjual ternak karena harganya naik.
”Kami, Rabu pagi, coba cek ke pasar kambing di Selogiri. Kata para penjual kambing, sekarang belum ada peningkatan permintaan, harganya juga tidak naik. Mungkin beberapa hari sebelum Iduladha baru meningkat,” kata dia.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
