Soloraya
Senin, 12 Juli 2021 - 14:34 WIB

Ikut Bantu Sukarelawan Kubur Peti Mati Kosong, Begini Respons Kades Karanglo Klaten

Ponco Suseno  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kades Karanglo, Yudi Kusnandar (kiri) saat memakai alat pelindung diri (APD) lengkap. (Istimewa/Dokumentasi Tim Kubur Cepat Kamboja Polanharjo di Karanglo)

Solopos.com, KLATEN – Tim Kubur Cepat Kamboja Polanharjo di Desa Karanglo, kecamatan setempat seolah terkena prank, Minggu (11/7/2021) malam. Bukannya mengubur peti mati yang berisi jenazah, tim yang dikomandoi Kades Karanglo, Yudi Kusnandar, ini hanya mengubur peti kosong alias tak ada jenazahnya.

Kejadian itu bermula saat tim kubur cepat di Karanglo memperoleh informasi dari rumah sakit (RS) di Solo akan ada pengiriman peti mati berisi jenazah PW. Saat masih hidup, PW merupakan warga di Karanglo, Kecamatan Polanharjo. PW meninggal dunia di RS karena terpapar virus corona.

Advertisement

Informasi PW meninggal dunia karena Covid-19 di RS Solo diperoleh tim kubur cepat di Karanglo, Minggu (11/7/2021) pukul 11.00 WIB. Setelah memperoleh informasi itu, tim kubur cepat langsung mempersiapkan diri. Rangkaian penguburan peti mati di TPU Ngasem, Desa Karanglo, berlangsung Minggu (11/7/2021) malam hingga Senin (12/7/2021) dini hari. Saat itu, terdapat dua orang yang dimakamkan dengan protokol Covid-19.

Baca Juga: Tak Percaya Covid-19, dr Lois Akhirnya Ditangkap Polda Metro Jaya

Advertisement

Baca Juga: Tak Percaya Covid-19, dr Lois Akhirnya Ditangkap Polda Metro Jaya

Selesai menjalankan tugasnya, tiba-tiba ponsel milik Yudi Kusnandar berdering. Kades Karanglo itu memperoleh informasi dari RS bahwa peti kiriman dari RS Solo yang baru saja dikuburkan dalam kondisi kosong. Spontan, hal itu mengagetkan tim kubur cepat yang baru saja merampungkan tugasnya.

“Saat menjalankan tugas, tim kubur cepat terdiri dari sembilan orang. Enam orang bagian mengangkat peti. Dua orang untuk support [penyemprotan] dan seorang driver. Saya pribadi kaget-kaget lucu mendengar peti yang dikubur itu ternyata peti kosong. Saat itu, tim berpikiran bahwa peti mati yang dikirim tentu ada jenazahnya. Peti itu cukup berat. Jadi, enggak terasa apakah ada isinya atau tidak. Pikiran kami, tentu sudah terisi dari RS,” kata Yudi Kusnandar, saat ditemui Solopos.com, Senin (12/7/2021).

Advertisement

“Mengubur peti mati dalam kondisi kosong ini akan menjadi pengalaman tak terlupakan. Ini bisa menjadi cerita ke anak cucu. Terlepas dari hal itu, menjalankan tugas sebagai seorang sukarelawan di tengah pandemi Covid-19 sangat mengasyikkan,” kata Yudi Kusnandar.

Meski menyandang sebagai seorang kades di Karanglo, Yudi Kusnandar tetap rela terjun menjadi seorang sukarelawan. Hal itu dilakukan guna memberikan contoh ke seluruh elemen masyarakat di Karanglo agar bersedia terjun membantu warga yang sedang ditimpa musibah di tengah pandemi Covid-19.

“Tim kubur cepat di desa kami masih menginduk di tingkat kecamatan. Jumlahnya sekarang ini mencapai 12 orang. Di sini, yang terpenting kerja ikhlas. Tak ada bayaran di sini,” katanya.

Advertisement

Baca Juga: Penyekatan di Semarang Ada 26 Titik, Melintas Wajib Tes Swab & Vaksin

Yudi Kusnandar mengatakan jumlah warga di Karanglo yang meninggal dunia karena Covid-19 telah mencapai empat orang. Di sisi lain, warga yang terpapar virus corona di desanya mencapai 24 orang. Sejauh ini, Tim Satgas PP Covid-19 tingkat desa rutin menggencarkan sosialisasi ke masyarakat agar selalu disiplin menaati protokol kesehatan. Hal itu termasuk lebih baik stay at home selama PPKM darurat, 3-20 Juli 2021.

“Dengan terjun sendiri seperti ini [sebagai tim kubur cepat], saya juga ingin memotivasi warga agar mau bergabung. Dari keluarga saya sangat mendukung. Saya memperoleh kepuasan tersendiri dengan terjun di tim kubur cepat ini. Meski ternyata, ada orang yang bilang habis kena prank karena mengubur peti mati kosong,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif