SOLOPOS.COM - Para guru dan orang tua/wali murid TK dan SD Warga Solo melalukan evaluasi bersama penerapan kurikulum digital KiQS di SD Warga Solo, beberapa waktu lalu.(Istimewa)

Solopos.com, SOLO– Dalam upaya untuk mengikuti perkembangan zaman yang semakin mengarah ke era digital, TK dan SD Yayasan Warga Solo menerapkan kurikulum berbasis digital KiQS sejak Januari 2023.

Penggunaan kurikulum asal Singapura tersebut bertujuan mempermudah siswa TK dan SD Warga Solo untuk mengenal dan memahami persoalan angka (matematika) dan huruf (bahasa) lantaran punya kemampuan audio visual yang unik dan atraktif.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Selain bahasa dan matematika, KiQS juga menyediakan materi lain seperti kesenian, olahraga, dan sains. Sehingga membantu siswa untuk menemukan bidang-bidang yang cocok dengan mereka.

Sederhananya kurikulum tersebut berbentuk aplikasi yang di pasang (install) di gawai atau komputer. Kemudian di dalamnya ada banyak materi pembelajaran dengan dua bahasa, yakni Inggris dan Indonesia yang bisa diakses oleh siswa dan guru.

Marketing Communications Yayasan Pendidikan Warga Solo, Ishak, mengatakan lahirnya kurikulum KiQS tak lepas dari status TK dan SD Warga yang menyandang status sekolah cakap digital.

Yang mana fasilitas dan sumber daya manusia dari TK dan SD warga sudah mendukung aktivitas berbasis digital seperti penggunaan gagdet alat penunjang lainnya.

“Sekolah kami sudah berstatus cakap digital ya mau tidak mau kegiatan pembelajarannya harus ada unsur digitalnya. Apalagi secara fasilitas digital kami sudah mencukupi dan SDM-nya baik guru dan siswanya juga melek teknologi digital,” katanya.

Ishak menjelaskan penerapan kurikulum KiQS juga sebagai bentuk adaptasi TK dan SD Warga terhadap perubahan cara belajar para siswa yang lebih suka dengan gawai atau gadget.

“Coba lihat, hampir semua anak TK dan SD  sudah bermain gadget dan mereka pun banyak tahu informasi dari situ. Kalau kita tidak adaptasi tentu pembelajaran manual akan susah untuk mendapatkan hati para siswa,” jelasnya.

Selama lebih dari satu tahun berjalan, kurikulum KiQS ini pun diklaim Ishak berdampak positif bagi siswanya. Menurutnya para siswa jauh lebih menikmati ketika belajar dan kemampuannya dalam berhitung serta berbahasa semakin meningkat.

“Beberapa waktu lalu kami adakan pertemuan dengan orang tua dan wali siswa untuk evaluasi KiQS. Ternyata mereka merespons positif dan mengatakan anaknya jadi lebih menikmati belajar, mahir berhitung, berbahasa Inggris dan Indonesia,” ujarnya.

Namun demikian, Kata Ishak, penggunaan kurikulum KiQS ini tidak lantas menghapus kurikulum Merdeka yang merupakan kurikulum nasional. Hanya  sifatnya kurikulum KiQS di sini hanya sebagai pelengkap atau penunjang.

Ishak berharap lewat kurikulum KiQS ini tidak hanya melahirkan siswa yang pintar matematika dan bahasa saja, tapi juga punya kemampuan HOTS (High Order Thinking Skill) atau daya berpikir kritis yang baik.

Agar nantinya bila mereka menjumpai permasalahan tertentu tidak mudah terbawa arus dan selalu mempertimbangkan banyak hal sebelum bertindak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya