Soloraya
Selasa, 26 April 2022 - 16:31 WIB

Ikuti Simulasi, Warga Balerante Teringat Dahsyatnya Erupsi Merapi 2010

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga dari kawasan rawan bencana (KRB) III Desa Balerante, Kecamatan Kemalang mengikuti simulasi evakuasi mandiri menuju tempat evakuasi sementara di balai Desa Balerante, Selasa (26/4/2022). (Istimewa/Diskominfo Klaten)

Solopos.com, KLATEN — Ratusan warga yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) III erupsi Gunung Merapi di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang mengikuti simulasi evakuasi erupsi di desa setempat, Selasa (26/4/2022). Simulasi itu membawa ingatan warga kembali ke peristiwa erupsi Merapi 2010.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, simulasi diawali dengan membunyikan sirene disertai memukul kentungan. Warga lantas mulai mengevakuasi diri secara mandiri. Ada yang mengendarai sepeda motor, ada yang melakukan evakuasi mandiri secara berombongan menumpang mobil.

Advertisement

Tujuan mereka ke tempat evakuasi sementara (TES) yang berlokasi di balai Desa Balerante sesuai skenario yang disusun BNPB dan BPBD Klaten. Setelah warga melakukan evakuasi mandiri, giliran ternak warga ikut diselamatkan dengan dinaikkan truk menuju ke kandang komunal yang berlokasi di belakang balai desa.

Simulasi melibatkan unsur SAR Klaten, TNI/Polri, serta dinas terkait. Simulai di Desa Balerante itu menjadi rangkaian peringatan Hari Kesiapsaigaan Bencana (HKB) tingkat nasional 2022.

Advertisement

Simulasi melibatkan unsur SAR Klaten, TNI/Polri, serta dinas terkait. Simulai di Desa Balerante itu menjadi rangkaian peringatan Hari Kesiapsaigaan Bencana (HKB) tingkat nasional 2022.

Sejumlah warga mengaku teringat peristiwa erupsi Merapi 2010 lalu. Salah satunya Welas, 53, warga Dukuh Ngipiksari. Dia mengaku kaget ketika mendengar suara sirine meraung ditambah suara kentungan.

Baca Juga: Kedatangan Gubernur Ganjar Ke Lereng Merapi Balerante Klaten Disambut “Entut Dewa”

Advertisement

Mendengar suara sirene serta kentungan, Welas seketika mengevakuasi diri secara mandiri mengikuti warga lainnya. Tujuannya ke balai desa yang sejak status Gunung Merapi berada pada level siaga juga difungsikan sebagai TES.

Warga lainnya, Marji, mengatakan warga sudah diberi tahu jika ada simulasi di waktu sebelumnya. Dia menjelaskan dari simulasi itu, warga mengingat lagi peristiwa erupsi 2010 lalu. Erupsi waktu itu membuat sebagian rumah warga termasuk di sekeliling rumah Marji ambruk diterjang awan panas.

Baca Juga: Kunjungi Barak Pengungsian di Balerante, BNPB Bantu Rp1 Miliar untuk Klaten

Advertisement

“Rumah saya waktu itu mengalami rusak ringan. Waktu itu untuk memulihkan rasa trauma paling tidak butuh dua tahun,” kata Marji.

Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono Suharto, mengatakan simulasi evakuasi mandiri melibatkan 200 orang serta delapan ternak dari KRB III erupsi Merapi. Nur menjelaskan hingga kini status Merapi masih berada pada level siaga yang sudah ditetapkan sejak 5 November 2020.

“Mudah-mudahan ini menjadi model simulasi mandiri yang bisa diterapkan di tempat lain. Selain itu, kesiapsiagaan warga semakin tinggi,” kata Nur.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif