SOLOPOS.COM - Moh. Hasil Tamzil, ayahanda Wahyu Dian Silviani, 34, dosen UIN Surakarta yang meninggal dunia diduga akibat dibunuh, mengikuti tahlilan online, Rabu (30/8/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO — Moh. Hasil Tamzil, ayahanda Wahyu Dian Silviani, 34, dosen UIN Surakarta yang meninggal dunia diduga akibat dibunuh tukang yang merenovasi rumahnya, Dwi Feriyanto, 23, berharap kasus pembunuhan anaknya dikawal ketat.

Hasil Tamzil berharap UIN Surakarta menjadi wakil dirinya mendorong penegakan hukum terhadap kasus yang menggegerkan publik tersebut.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sebagai informasi, Hasil Tamzil dan keluarganya tinggal di Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Anaknya Wahyu Dian seorang diri merantau ke Pulau Jawa dan mengembuskan napas terakhir di Gatak, Sukoharjo, beberapa hari lalu.

“Saya berharap kepada UIN, utamanya Pak Rektor, Pak Dekan, untuk sama-sama memberi semangat dan dorongan kepada aparat penegak hukum agar persoalan ini bisa tuntas diselesaikan. Saya sangat berharap karena bapak-bapak yang bisa melaukannya di sini,” ujar Hasil Tamzil, seusai tahlilan online melalui aplikasi Zoom, yang diikuti puluhan dosen lintas fakultas UIN Surakarta, Rabu (30/8/2023).

Menurut Hasil Tamzil, pihak keluarga kesulitan memantau penuntasan kasus ini secara langsung karena terkendala jarak.

Sebagai informasi, Kota Mataram berjarak ratusan kilometer dari Sukoharjo, Jawa Tengah.

Berdasarkan laman https://id.2markers.com, jika ditempuh dengan jalur darat jarak Sukoharjo-Mataram sepanjang 791 km.

Kota Mataram berada di seberang timur Pulau Bali.

Karena jauhnya jarak, Hasil Tamzil mewakilkan kepada UIN Surakarta untuk memastikan proses hukum terhadap tersangka dilakukan dengan transparan dan adil.

“Kita mencintai almarhumah, suatu persaksian bahwa almarhumah orang baik. Moga-moga persaksiannya sama dengan rekan-rekan di UIN Surakarta. Di rumah juga barusan zikiran bareng keluarga dan rekan sejawat dari Universitas Mataram dan UIN Mataram. Kami berharap kepada bapak-bapak di sini sehingga semua persoalan baik yang sudah terlibat maupun yang belum terungkap semuanya,” ujar Hasil Tamzil dengan suara tegas dan wajahnya terlihat tabah.

Menanggapi permintaan keluarga mendiang Wahyu Dian, Dekan Fakultas Syariah UIN Surakarta, Ismail Yahya, yang ikut dalam tahlilan online memastikan kampus akan mengawal kasus tersebut dengan baik.

Ia mengatakan, satu hari sebelumnya pimpinan UIN Surakarta melakukan rapat untuk membahas kasus hukum terhadap tersangka pembunuh Wahyu Dian.

“Kami bersiap menjadi saksi sebagai tim advokasi. Kita berharap persidangan terbuka dan transparan, kita harapkan mendapat keadilan seadil-adilnya. Saya kenal almarhumah sejak 2021, saya bersaksi beliau orang baik,” ujar Ismail Yahya.

Tahlilan secara online melalui aplikasi Zoom dilakukan dosen UIN Surakarta hingga H+7 meninggalnya Wahyu Dian.

Menurut rencana, tahlilan juga akan dilakukan pada hari ke-14, ke-100 dan seterusnya.

Dalam tahlilan online, Rabu malam, sedikitnya 51 dosen dari berbagai fakultas bergabung melantunkan khataman Al Qur’an dan tahlil.

Tahlilan dipandu salah satu dosen, Kholis Firmansyah.

Sebagaimana diketahui, dosen UIN Surakarta, Wahyu Dian Silviani, 34, ditemukan tak bernyawa di kediamannya di Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (24/8/2023).

Ditemukan sejumlah luka di bagian tubuh dan kepala perempuan dosen asal Mataram, NTB tersebut.

Setelah 12 jam dari penemuan jenazah, aparat Polres Sukoharjo berhasil menangkap tersangka pelaku pembunuhan.

Sosok tersebut ternyata Dwi Feriyanto, 23, warga Tempel, Gatak yang menjadi salah satu tukang yang merenovasi rumah korban.

Dwi Feriyanto mengaku nekat menghabisi nyawa korban karena sering dimaki sebagai tukang amatiran.

Namun pernyataan tersangka dibantah beberapa tukang lainnya. Mereka mengatakan dalam kesehariannya Wahyu Dian berperilaku sopan dan tak banyak bicara.



Sejumlah rekan almarhumah di UIN Surakarta juga bersaksi Wahyu Dian Silviani sebagai sosok pribadi yang halus perangainya.

Baca Juga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya