SOLOPOS.COM - Pekerja memindahkan sapi impor asal Darwin, Australia dari kapal ke truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (30/7). Sampai akhir Agustus 2013, pemerintah akan mendatangkan 40 ribu ekor sapi siap potong melalui Pelabuhan Tanjung Priok untuk menstabilkan harga daging sapi dalam negeri.

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Kabupaten Sukoharjo memperketat pengawasan lalu lintas ternak menyusul temuan penyakit antraks yang menjangkiti seratusan warga di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kepala DPP Sukoharjo, Bagas Windaryatno memastikan penyakit tersebut belum terdeteksi di Sukoharjo, namun, pihaknya tetap berkoordinasi dengan dinas maupun daerah sekitar.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Jawa Tengah dan kabupaten/kota daerah sekitar terkait pengetatan lalu lintas ternak,” kata Bagas saat dihubungi Solopos.com, pada Rabu (5/7/2023).

Pengetatan lalu lintas tersebut juga sempat dilakukan saat hadirnya penyakit mulut dan kuku (PMK) beberapa waktu lalu. Selain itu, Bagas meminta peternak untuk selektif dalam memilih hewan ternak yang akan masuk ke Sukoharjo.

Menurutnya para pedagang dan peternak diimbau untuk tidak mudah memasukkan hewan ternak dari luar daerah. Apalagi bagi ternak yang tidak memiliki surat keterangan kesehatan hewan dari otoritas setempat, misalnya dokter hewan.

“Para pedagang wajib memiliki surat keterangan tersebut kalau ingin melakukan jual beli hewan di Sukoharjo,” tegas Bagas.

Lebih jauh, Bagas menyebut saat ini pihaknya tengah melakukan sosialisasi kewaspadaan. Ia juga mengupayakan adanya surat edaran yang nantinya ditandatangani oleh Sekretaris Daerah (Sekda).

Surat edaran tersebut diharapkan mendapat perhatian dari pemangku daerah seperti Camat dan Kepala Desa. Sehingga mereka bisa menginformasikan kepada peternak yang memelihara sapi, kambing dan kerbau terkait kewaspadaan terhadap penyakit antraks.

“Kami juga sudah mengusulkan vaksin ke Disnakeswan Provinsi Jateng untuk melakukan ring vaksinasi di daerah perbatasan,” papar Bagas.

Sementara itu, melansir alodokter.com, anthrax atau antraks adalah penyakit infeksi bakteri yang menular dari hewan ternak, seperti sapi atau kambing. Seseorang dapat terserang anthrax jika menyentuh atau memakan daging hewan yang terinfeksi penyakit ini.

Anthrax merupakan penyakit serius yang bisa menyebabkan kematian. Meski begitu, penyakit ini sangat jarang terjadi. Selain itu, sampai saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa bakteri penyebab antraks dapat menular antarmanusia.

Anthrax disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang hidup di tanah sehingga dapat menyerang hewan pemakan rumput, seperti sapi, kambing, domba, dan kuda. Penularan antraks dapat melalui tiga jenis yakni kulit, pencernaan dan perapasan.

Meski termasuk jarang terjadi, Pada Selasa (4/7/2023) seorang warga di Gunung Kidul dikabarkan meniggal dunia akibat antraks. Sementara, 85 orang lainnya terjangkit penyakit yang sama akibat menyembelih sapi.

Sebanyak 18 di antaranya tak hanya mengalami demam namun juga kulit melepuh sehingga membutuhkan perawatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya