SOLOPOS.COM - warga melihat api yang membakar gunung sampah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo dari Desa Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar, Sabtu (16/9/2023). (Solopos/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO–Sebanyak 46 keluarga yang terdampak polusi udara dari kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Solo, tidak mengungsi di tempat yang tersedia. Sementara itu, sejumlah warga luar kota meminta tempat pengungsian.

Camat Jebres, Dyah Saraswati, menjelaskan Pemkot Solo telah menyediakan dua lokasi pengungsian, yakni di Pendapa Kelurahan Mojosongo dan Pondok Boro bagi 46 keluarga yang terdampak asap di Kota Solo.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Warga sendiri sejak awal tidak kersa mengungsi. Mungkin dianggapnya masih aman dan lebih tenang di rumah masing-masing,” kata dia dihubungi Solopos.com, Rabu (20/9/2023) siang.

Menurut dia, arah angin kini berubah sejak awal terjadi kebakaran di TPA Putri Cempo Sabtu lalu. Kondisi angin ke barat pada Sabtu dan menjadi ke utara.

Dyah mengatakan Pemkot Solo telah membangun dapur umum yang dikelola Taruna Siaga Bencana (Tagana) Solo serta relawan gabungan. Mereka mengolah bahan makanan untuk mencukupi petugas maupun warga yang terdampak polusi udara.

“Tagana dan linmas mendistribusikan makanan kepada warga,” jelasnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo, Nico Agus Putranto, menjelaskan situasi darurat bencana kebakaran berlangsung selama sepekan hingga Sabtu (23/9/2023). Ada pemadaman api melalui udara dan darat setiap hari.

Sementara itu, sejumlah warga Desa Plesungan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, membuat aduan kepada Gibran melalui Unit Layanan Aduan Surakarta (ULAS). Warga mengeluhkan dampak kebakaran TPA Putri Cempo.

Salah satunya Rantika Octavia yang meminta posko pengungsian bagi warga. Warga yang tidak punya kerabat di luar Plesungan kesulitan untuk mengungsi.

“Kasihan warga yang punya anak balita dan tidak punya kerabat di tempat lain jadinya harus tetap tinggal di situ dengan kondisi asap yang makin tebal dan perih banget di mata. napas juga sampai sesak,” jelas dia.

Warga lainnya, Cindy Arnetta, mengatakan Plesungan adalah wilayah yang paling terdampak kebakaran TPA Putri Cempo. Warga harus merasakan dampak asap hampir setiap musim kemarau.

“Bagian yang terbakar selalu sebelah timur. Kasihan para anak balita dan lansia pak, mohon ditindak lanjuti,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya